Capres Prabowo Sebut Freeport McMoran Untung, Ini Faktanya

Capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai kembalinya Freeport ke pangkuan Ibu Pertiwi memang sudah sesuai kontrak.

oleh Nurmayanti diperbarui 31 Mar 2019, 19:16 WIB
Freeport Indonesia (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Tambang Freeport di Papua, turut menjadi salah satu bahan debat para Calon Presiden (capres) pada acara Debat Capres keempat yang berlangsung Sabtu (30/3/2019).

Pada kesempatan ini, nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) kembali memamerkan keberhasilan pemerintah merebut 51 persen saham PT Freeport Indonesia. Sementara capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai kembalinya Freeport ke pangkuan Ibu Pertiwi memang sudah sesuai kontrak.

Dia menilai meski 51 persen saham sudah dikuasai Indonesia tapi justru menguntungkan Freeport McMoran.

"Soal Freeport ya itu sesuai kontrak. Tapi sadar enggak, benefit 81 persen ke mereka. Itu mereka sampaikan ke New York Stock Exchange. 51 persen agak etok-etok pak. Itu laporan mereka sendiri di New York securities exchange,” ujar Prabowo.

Lalu bagaimana sebenarnya kondisi keuangan Freeport McMoran, induk usaha PT Freeport Indonesia?

Mengutip laporan keuangan Freeport McMoran Inc. (NYSE: FCX) dalam investors.fcx.com, Minggu (31/3/2019), perusahaan melaporkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada saham biasa sejumlah US 140 juta  atau USD 0,09 per saham, pada kuartal keempat 2018. Adapun laba bersih sepanjang 2018 sebesar USD 2,3 miliar atau USD 1,55 per saham.

Untuk penjualan konsolidasi perusahaan dilaporkan mencapai 785 juta pon tembaga, 266 ribu ons emas dan 24 juta pon molibdenum pada kuartal keempat 2018.

Sementara untuk total tahun 2018, penjualan terdiri dari 3,8 miliar pon tembaga, 2,4 juta ons emas, dan 94 juta pon molibdenum.

Richard C. Adkerson, Presiden dan Chief Executive Officer Freeport McMoran Inc menilai jika kinerja pada 2018 mencapai hasil operasi yang kuat.

Dia juga menyebut soal kemitraan dengan Pemerintah Indonesia, terkait pembelian saham. "Kami berhasil membangun kemitraan baru dengan Pemerintah Indonesia, yang melindungi nilai jangka panjang kami di Grasberg," kata dia.

Selanjutnya, kata dia, saat memasuki tahun 2019, prioritas perusahaan difokuskan pada pencapaian untuk meningkatkan produksi dari aset bawah tanah di distrik mineral Grasberg, dan Proyek Lone Star.

 

 


Jokowi Bangga Rebut Freeport, Prabowo Bongkar AS Untung Banyak

Tambang PT Freeport Indonesia di Papua. Foto: Liputan6.com/Ilyas Istianur P

Calon Presiden (capres) nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi) kembali memamerkan keberhasilan pemerintah merebut 51 persen saham PT Freeport Indonesia dalam debat capres yang digelar di Jakarta, Sabtu (30/3/2019).

Menanggapi hal itu, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto menilai kembalinya Freeport ke pangkuan Ibu Pertiwi memang sudah sesuai kontrak. Dia menilai meski 51 persen saham sudah dikuasai Indonesia tapi justru menguntungkan Freeport McMoran.

"Soal Freeport ya itu sesuai kontrak. Tapi sadar enggak, benefit 81 persen ke mereka. Itu mereka sampaikan ke New York Stock Exchange. 51 persen agak etok-etok pak. Itu laporan mereka sendiri di New York securities exchange,” ujar Prabowo.

Sebelumnya, Prabowo mengkritisi soal pengelolaan bandara dan pelabuhan. Ia menilai, pengelolaan bandara dan pelabuhan bukan hanya sekadar masalah ekonomi dan dagang. Akan tetapi, soal masalah keamanan.

"Kita tentara mati untuk keamanan negara, mau perusahaan asing, tetapi tidak bisa terima dengan segala hormat,” kata dia.

Sementara itu, Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) menilai Prabowo terlalu kuatir dengan investasi asing. Padahal negara lain juga mengundang investasi asing untuk pembangunan. Apalagi anggaran untuk pembangunan juga terbatas.

"Negara lain juga melakukan karena anggaran kita terbatas, tentu saja undang investasi untuk berinvestasi di Indonesia tapi dalam hal kedaulatan tak akan berikan satu senti," tegas Jokowi.

Selain itu, Jokowi menuturkan, Indonesia mampu mengambilalih kepemilikan saham Freeport menjadi 51 persen dari sebelumnya sembilan persen.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya