Begini Aturan ketika Melarang Anak

Ada kalanya ayah atau ibu melarang buah hati demi kebaikannya.

oleh Babyologist diperbarui 01 Apr 2019, 08:00 WIB
Bagaimana orangtua harus merespons saat anak berbuat salah? (Ilustrasi/iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Masa kanak-kanak adalah masa eksplorasi bagi si Kecil. Dengan mengizinkannya mencoba berbagai hal akan membantunya dalam proses bertumbuh. Namun, ada kalanya ayah atau ibu melarang buah hati demi kebaikannya. Berikut aturan dalam melarang anak seperti pengalaman Mommy Desis Triyasih Furwanti dari Babyologist.

Tahu kan Moms, terlalu sering bilang "jangan" atau "tidak" pada anak akan berdampak pada perkembangan sosialnya, karena nyalinya akan menjadi ciut, pemalu, penakut. Mulai sekarang, ubahlah kata "jangan" menjadi kata-kata yang lebih bisa dimengerti anak, misalnya: "jangan lari" menjadi " jalannya pelan-pelan aja ya" Atau "jangan dipukul adiknya" menjadi "disayang ya adiknya"

Tidak bisa dipungkiri, memang kata-kata "jangan" itu refleks dengan sendirinya keluar ya Moms saat anak dalam kondisi "bahaya", saya juga termasuk susah ngilangn kata "jangan" itu, kadang kata jangan malah diganti "no no no", haha (sama aja ya Moms).

Anak-anak itu sedang masanya bereksplorasi, penasaran dengan hal-hal baru, semakin kita melarangnya kadang semakin penasaran juga si anak. Contoh: "bunda boleh ga mainan pasir? " menurut kita pasir itu kotor, tapi bagi anak mereka ingin berkreasi dengan pasir itu. so jangan dilarang ya Moms, asal jangan lupa sehabis main pasir ajarkan juga untuk cuci tangan dan kaki.

Semoga bermanfaat.

Tag Terkait

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya