Liputan6.com, Jakarta Calon wakil presiden Ma'ruf Amin hari ini memulai berkampanye di beberapa wilayah di Madura.
Berdasarkan pantauan, Senin (1/4/2019), Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) ini hadir di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur. Dia ditemani istrinya, Wury Estu Handayani, sempat melempar senyum dan tertawa kepada awak media yang hadir, sebelum menjawab beberapa pertanyaan.
Advertisement
Sementara hari ini, beredar isu bahwa Ma'ruf tengah sakit dan dilarikan ke rumah sakit. Kabar tersebut beredar di dunia maya.
"Kita ke Madura lagi, kita ke Sumenep, ada acara kampanye di Sumenep, kemudian ke Sampang ada haulnya Raden Suhro, kebetulan mbah saya ternyata itu. Sampai sore nanti pulang karena ini pesawatnya enggak bisa ke sana (Madura). Besok ke NTB," ucap Ma'ruf di ruang VVIP Bandara Juanda, Sidoarjo.
Kemunculan Ma'ruf Amin untuk berkampanye ini sekaligus membantah kabar bohong soal kondisi kesehatan pasangan Jokowi di Pilpres itu.
Dia menuturkan, dirinya semakin mantap menatap kemenangan di Madura. Bahkan menurutnya, kehadirannya kali ini atas permintaan dari para kiai yang ada di sana.
"Iya, juga permintaannya Kiai Madura, saya ke Madura lagi. Jadi, kalau sebelah sini (meminta) harus juga dihadiri. Jadi sebenarnya ini lebih pada permintaan kalangan kiai di Madura," ungkap Ma'ruf Amin.
Dia menuturkan, dengan permintaan para kiai untuk hadir, artinya sudah banyak dukungan yang mengalir. Karena itu, dirinya yakin akan menang di Madura.
"Iya alhamdulilah, InsyaAllah (banyak dukungan). Makanya kita yakinlah Madura menang," terangnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Luruskan Hoaks tentang Jokowi
Dia pun juga membawa misi untuk mengklarifikasi kepada warga Madura soal isu-isu hoaks tentang pasangannya, capres Joko Widodo atau Jokowi.
"Saya ingin mengklarifikasi bahwa isu-isu PKI, antiulama, kriminalisasi ulama itu tidak benar. Di samping saya tahu betul, sekarang kan saya sebagai calon wakil presiden kan, berarti Pak Jokowi sama sekali tidak antiulama. Kalau ada ulama yang diproses secara hukum, itu sifatnya lebih pada penegakan hukum, bukan kriminalisasi. Sehingga hal seperti itu digoreng. Ini yang harus kita yakinkan. Kelihatannya sudah mulai cair," pungkasnya.
Advertisement