Sebagian Besar Sektor Melemah, IHSG Ditutup Turun ke 6.452,61

Investor asing beli saham Rp 18 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.225.

oleh Arthur Gideon diperbarui 01 Apr 2019, 16:20 WIB
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas, Jakarta, Rabu (14/11). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil bertahan di zona hijau pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada perdagangan di awal bulan ini meskipun sempat menghijau di awal perdagangan.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin (1/4/2019), IHSG turun 16,14 poin atau 0,25 persen ke posisi 6.452,61. Indeks saham LQ45 juga turun 0,28 persen ke level 1.016,18. Seluruh indeks saham acuan parkir di zona merah.

Sebanyak 228 saham melemah sehingga menekan IHSG. Selain itu 166 saham menguat dan 140 saham diam di tempat. Pada Senin pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.492,91 dan terendah 6.444,84.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 381.840 kali dengan volume perdagangan 17,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun.

Investor asing beli saham Rp 18 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.225.

Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham kontruksi naik 1,67 persen, sektor saham pertambangan dan perdagangan masing-masing naik 0,78 persen dan 0,29 persen.

Sedangkan sektor saham infrastruktur melemah 1,28 persen, dan alami penurunan terbesar. Disusul sektor saham aneka industri tergelincir 0,71 persen dan sektor saham perkebunan terpangkas 0,48 persen.

Saham-saham yang menguat antara lain saham MINA menguat 20,71 persen ke posisi 1.195 per saham, saham HDFA mendaki 16 persen ke posisi 174 per saham, dan saham LAND menanjak 12 persen ke Rp 1.120 per saham.

Saham-saham yang tertekan antara lain saham BLTA turun 34,38 persen ke posisi 84 per saham, saham CAKK susut 25 persen ke posisi 192 per saham, dan saham JSKY merosot 23,51 persen ke posisi 1.415 per saham.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tak Sesuai Prediksi

Pengunjung mengambil foto layar indeks harga saham gabungan yang menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Sebelumnya, Perdagangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2017 ditutup pada level 6.355,65 poin.(Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sebelumnya, para analis memperkirakan IHSG berpotensi menguat. Penguatan masih bersifat terbatas dipengaruhi sentimen seputar perlambatan ekonomi global. Baiknya, rilis data inflasi oleh Badan Pusat Statistik besok diperkirakan bakal membawa IHSG terangkat positif.

"Untuk besok ada inflasi dengan konsensus di tingkat 2,5 persen. Ini menjadi sentimen positif di dalam negeri kita meskipun dalam tekanan global perlambatan ekonomi," ujar Analis PT Bahana Sekuritas Lathief Gunawan saat dihubungi Liputan6.com, Senin (1/4/2019).

Meski begitu, tetap waspadai sentimen dari arah ketidakpastian global.

"Sentimen masih dari luar, masih seputar perlambatan ekonomi global, rilisnya PDB Amerika yang mengecewakan dibawah konsensus analis 2,2 persen," tambah dia.

Sementara itu, Analis PT Binaartha Sekuritas Muhammad Nafan menyebutkan secara teknikal IHSG menunjukan momentum terkoreksi dengan diperdagangkan di 6.420-6.510.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya