Liputan6.com, Jakarta Putri pertama almarhum Presiden Soeharto, Siti Hardiyanti Rukmana mengatakan masyarakat harus mengawal pemilihan umum (Pemilu) agar jika terjadi kecurangan bisa diatasi.
"Mahasiswa dan masyarakat Ponorogo diharapkan berpartisipasi mengawasi perhitungan suara," kata Mbak Tutut, panggilan akrabnya, saat berbicara dalam Pengajian Ahad Pagi Masjid Al Manar di kompleks Universitas Muhamadiyah Ponorogo, Minggu 31 Maret 2019.
Advertisement
Caranya, menurut dia, memfoto suasana di TPS dan hasil perhitungan suara. Ia juga mengatakan pengawalan perlu dilakukan agar tidak ada yang memainkan hasil perhitungan suara.
"Saya sampaikan imbauan ini karena peduli pada bangsa dan negara Indonesia," ujarnya di hadapan 1.500 peserta pengajian.
Pengajian Ahad Pagi Al Manar dihadiri mahasiswa dan warga sekitar. Acara rutin ini berlangsung pukul 06.00 WIB. Masyarakat dan mahasiswa memadati lapangan parkir di tengah kompleks Universitas Muhamadiyah Ponorogo sejak usai shalat subuh.
Sebelum Mbak Tutut berbicara, Ustaz Haykal Hasan mengajak peserta pengajian mengingat kembali era kepemimpinan Pak Harto. Menurut dia, banyak kebijakan baik yang diterapkan. Seperti wajib belajar sembilan tahun, swasembada beras, dan ketahanan pangan.
"Keluarga Pak Harto berusaha melanjutkan perjuangan Pak Harto membangun Indonesia sebagai bangsa mandiri."
Ustaz Haykal Hasan juga masih ingat ketika jilbab dilarang di sekolah-sekolah. Umat Islam menyalahkannya. Namun yang terjadi justru sebaliknya, putri pertamanya, yaitu Mbak Tutut justru mengenakan jilbab.
Masjid Al Manar merupakan satu dari 999 masjid yang dibangun Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila pimpinan almarhum Presiden Soeharto. Mbak Tutut sedikit bercerita bagaimana yayasan itu terbentuk, pendanaan, dan gagasan membangun masjid dari Sabang sampai Merauke.
Bukan kali pertama Mbak Tutut mengingatkan warga untuk mengawal Pemilu. Sebelumnya, dalam kunjungan ke Pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras, Jombang, dan usai panen raya di Kediri, Mbak Tutut juga mengutarakan hal serupa.