Menteri PUPR: Tak Ada Kendala Pembebasan Lahan Ulayat Akses ke Holtekamp

Proyek Jembatan Holtekamp menghabiskan dana sekitar Rp 1,87 triliun, dengan sokongan dana khusus APBN dari Kementerian PUPR senilai Rp 1,3 triliun.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 02 Apr 2019, 10:35 WIB
Penampakan Bentang Tengah kedua Jembatan Holtekamp yang telah tiba di Jayapura, Selasa (3/1). Pembangunan Jembatan Holtekamp merupakan sebagai bagian dari upaya mewujudkan Nawa Cita Presiden Joko Widodo. (Liputan6.com/Pool/Kementerian PUPR)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono tak ambil pusing terkait kendala pembebasan tanah ulayat dalam proyek Jembatan Holtekamp di Papua. Menurutnya, perkara tersebut dapat diselesaikan dengan mengajak diskusi masyarakat adat setempat.

"Saya kira di mana-mana tentang pembebasan lahan pasti ada pernak-perniknya. Itu bukan masalah, harus ada dialog untuk mencapai kesepakatan," ujar dia di Jembatan Holtekamp, Papua, seperti dikutip Selasa (2/4/2019).

Basuki menyatakan, proses pembebasan tanah ulayat ini bukan masalah besar, sebab pengerjaan Jembatan Holtekamp hingga kini masih terus bisa berjalan.

"Saya enggak khawatir, karena ini pekerjaan bisa jalan terus. Hanya sedang dalam dialog dengan masyarakat tentang penyelesaian tanah ulayat itu," sambung dia.

Sebagai informasi, konstruksi Jembatan Holtekamp tinggal menyisakan jalan akses sepanjang 7 km menuju Skouw dengan progres 74,49 persen. Proyek ini target selesai pengerjaannya dan bisa diresmikan pada Juli 2019.

Proses konstruksi jembatan Holtekamp telah dimulai sejak 2015 lewat kolaborasi BUMN Karya. PT PAL Indonesia merakit dua box baja pelengkung bentang utama jembatan di Surabaya, untuk kemudian pengerjaan lapangan dilakukan tiga kontraktor, yakni PT PP (Persero), PT Hutama Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).

Proyek ini total menghabiskan dana sekitar Rp 1,87 triliun, dengan sokongan dana khusus APBN dari Kementerian PUPR senilai Rp 1,3 triliun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Jembatan Holtekamp Target Rampung dan Diresmikan Juli 2019

Perkembangan proyek pembangunan Jembatan Holtekamp di Jayapura, Selasa (3/1). Selain itu, tentu saja Jembatan Holtekamp juga akan menjadi ikon dan destinasi wisata baru di Papua. (Liputan6.com/Pool/Kementerian PUPR)

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, proyek Jembatan Holtekamp di Jayapura, Papua bisa selesai pengerjaannya dan diresmikan pada Juli 2019.

Dia mengatakan, proyek konstruksinya kini sudah mendekati akhir, yakni tinggal pengaspalan jalan akses jembatan menuju wilayah perbatasan Skouw sepanjang kira-kira 7 kilometer (km). 

"Ini sudah selesai, tinggal nanti ada jalan pendekat yang dari jembatan ini ke Skouw. Masih ada 7 km lagi yang belum diaspal, kini sedang dalam pengerjaan. Sudah ada kontraknya, mungkin selesai bulan Juli," jelas dia saat mengunjungi Jembatan Holtekamp, Jayapura, seperti dikutip Senin (1/4/2019).

Menurut data dari Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PUPR, pengerjaan Jembatan Holtekamp tinggal menyisakan jalan akses sekitar 7 km menuju Skouw dengan progres 74,49 persen.

Adapun total pengerjaan jalan akses Jembatan Holtekamp sepanjang 9,95 km memiliki nilai kontrak Rp 237 miliar dengan asal pendanaan dari anggaran Kementerian PUPR.

Proses konstruksi jembatan telah dimulai sejak 2015 lewat kolaborasi BUMN Karya. PT PAL Indonesia merakit dua box baja pelengkung bentang utama jembatan di Surabaya, untuk kemudian pengerjaan lapangan dilakukan tiga kontraktor, yakni PT PP (Persero), PT Hutama Karya (Persero) dan PT Nindya Karya (Persero).

Proyek ini total menghabiskan dana sekitar Rp 1,87 triliun, dengan sokongan dana khusus APBN dari Kementerian PUPR senilai Rp 1,3 triliun.

Lebih lanjut, Menteri Basuki kembali memastikan, pengerjaan tahap akhir jembatan sepanjang 732 meter ini akan rampung pertengahan tahun ini. "Iya, dan itu tetap akan selesai bulan Juli nanti," pungkasnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya