Liputan6.com, Riyadh - Anak-anak mendiang jurnalis Jamal Khashoggi menerima kompensasi dari pemerintah Arab Saudi, yang terdiri dari lima jenis pembayaran uang ganti rugi dan rumah mewah, lapor koran Washington Post pada Senin 1 April.
Koran The Post merangkum beberapa sumber pejabat Arab Saudi --yang aktif dan non-aktif-- dan anggota keluarga Khashoggi, bahwa kedua putra Khashoggi menerima pembayaran kompensasi yang disebutkan sebagai bagian dari upaya Negeri Petrodolar untuk meredam tudingan sengaja membunuh sang jurnalis.
Baca Juga
Advertisement
Jamal Khashoggi terbunuh oleh para agen Saudi tahun lalu di konsulat negara itu di Istanbul, dan secara luas diyakini bahwa Putra Mahkota Mohammed bin Salman berada di balik perintah pembunuhan itu, demikian sebagaimana dikutip dari The Hill pada Selasa (2/4/2019).
MBS --sapaan akrab Mohammed bin Salman-- terus membantah tuduhan tersebut.
Masing-masing anak Jamal Khashoggi menerima satu unit rumah bernilai sekitar US$ 4 juta (setara Rp 56,9 miliar), lapor The Post.
Surat kabar yang berbasis di Washington DC itu juga melaporkan bahwa seluruh anak Jamal Khashoggi mungkin menerima pembayaran hingga puluhan juta dolar di di masa depan, sebagai bagian dari negosiasi yang sedang berlangsung dengan pemerintah Arab Saud.
Simak video pilihan beirkut:
Anak-Anak Khashoggi Masih Diam
Sebagai catatan, anak-anak Khashoggi belum secara keras mengkritik pemerintah Arab Saudi sejak skandal pembunuhan yang menghebohkan dunia itu.
Satu sumber mengatakan kepada koran The Post bahwa Raja Salman menyetujui pembayaran kompensasi pada akhir tahun lalu, sebagai upaya untuk mengakui bahwa "ketidakadilan besar telah terjadi", dan Arab Saudi perlu bersipati terhadapnya.
Seorang pejabat Saudi membantah tudingan surat kabar itu, bahwa kompensasi diberikan untuk mendesak anak-anak Khashoggi agar tetap diam.
Sebaliknya, Riyadh mengatakan bahwa pembayaran itu sejalan dengan tradisi Arab Saudi dalam memberikan dukungan kepada para korban kejahatan.
"Dukungan seperti itu adalah bagian dari kebiasaan dan budaya kami," kata pejabat terkait. "Itu tidak ada sangkut paut atau motif lain, hanya bentuk simpati."
Advertisement