Liputan6.com, Jakarta - Maskapai penerbangan PT Garuda Indonesia dan Saudi Arabian Airlines menandatangani Perjanjian Pengangkutan Udara Jemaah Haji Reguler Tahun 2019 dengan Kementerian Agama RI untuk sepakat melayani jemaah haji Indonesia.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag RI, Nizar mengatakan, diperkirakan ada sebanyak 206.535 orang jemaah haji reguler dan petugas kloter yang akan diangkut. Asumsinya, ada 507 kloter yang diterbangkan ke Arab Saudi pergi dan pulang selama 30 hari operasional.
Advertisement
Totalnya, ada 14 pesawat yang disiapkan PT Garuda Indonesia, dan 13 pesawat dari Saudi Arabian Airlines.
“Diharapkan penyelenggara angkutan udara haji dari 12 bandara embarkasi dan debarkasi haji dapat berjalan lancar, aman, dan terkendali,” tutur Nizar di Kantor Kemenag, Lapangan Banteng, Jakarta, Selasa (2/4/2019).
Nizar menyebut, perusahaan penerbangan juga harus memulangkan jemaah haji sakit pasca-operasional dan orang hilang yang ditemukan kembali untuk sampai ke provinsi asal mereka meski masa operasional haji telah berakhir.
Direktur Niaga PT Garuda Indonesia, Pikri Ilham menyatakan, ia juga akan memastikan pelayanan penerbangan PT Garuda Indonesia lebih meningkat dari tahun lalu.
Yaitu, dimulai dari ketepatan waktu, penyediaan makanan lokal berbasis nasi, pramugari yang dapat berbahasa lokal, serta pelayanan bagasi yang optimal agar tidak hilang.
“Waktu tahun lalu ada (ketepatan) 94,75 persen. Diharapkan tahun ini setidaknya 95 persen,” ujar Pikri.
“Banyak jemaah enggak bisa Bahasa Indonesia, mohon maaf, karena usia. Makanya mulai tahun ini kami juga merekrut pramugari-pramugari yang berbahasa lokal,” lanjutnya.
Vice President Haj and Umroh Saudi Arabian Airlines, Mohammed Amin Abdulmajeed menambahkan, pihaknya juga akan melakukan hal serupa untuk memastikan kenyamanan penumpang.
“Kami akan menyiapkan makanan lokal di pesawat, saudara kita dari Indonesia juga akan menjadi kru di pesawat kami untuk kemudahan berbahasa dan komunikasi. Kami juga memberikan pelayanan nomor satu dari mulai keberangkatan hingga sampai di Mekah,” jelasnya.
Awal pemberangkatan jemaah haji gelombang I dari Indonesia ke Madinah akan berlangsung pada tanggal 17 Juli 2019 hingga akhir pemberangkatan tanggal 19 Juli 2019.
Kemudian, awal pemberangkatan gelombang II dari Indonesia ke Jeddah akan berlangsung pada tanggal 20 Juli 2019 hingga akhir pemberangkatan tanggal 5 Agustus 2019.
Daerah Satu Zonasi
Nizar menambahkan, PT Garuda Indonesia akan melayani 9 bandara embarkasi dengan asumsi penumpang sebanyak 104.055 orang. Yaitu Aceh, Medan, Padang, sebagian area Jakarta, Solo, Banjarmasin, Balikpapan, Makassar, dan Lombok.
Sementara, Saudi Arabian Airlines akan melayani penerbangan dari Batam, Palembang, sebagian area Jakarta-Bekasi, dan Surabaya dengan asumsi penumpang sebanyak 102.475 orang.
Kemudian, penempatan hotel juga akan dibagi dengan sistem zonasi. Hal ini agar bila jemaah tersesat, mereka dapat segera dipertemukan dengan rombongannya.
“Penempatan hotel di Mekkah itu sistemnya zonasi, sesuai dengan embarkasi. Jadi kalau selama ini kami jemaah haji misalkan dari Jakarta itu tersebar di 6 wilayah, tahun ini kita sederhanakan satu embarkasi satu wilayah,” ucap Nizar.
“Jawa Barat misalkan, semua ditaruh di satu tempat, tidak tersebar. Karena ini penting, apalagi ketika ada jemaah haji melakukan salat berjamaah dan (saat) keluar ada banyak yang tersesat. Dengan adanya sistem zonasi ini, begitu jamaah tersesat, darimana (ditanyakan), oh Jawa Barat, berarti letaknya di sana, bisa langsung kami antar ke sektor dan ketua sektor akan antar dia ke hotel,” tandasnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Advertisement