Liputan6.com, Jakarta Sepekan yang lalu, publik dibuat kaget dengan tindakan seorang ibu asal Purwakarta, Jawa Barat yang mengubur bayinya hidup-hidup. Menurut sang suami, W mengalami depresi saat usia kandungannya masih tujuh bulan. Polisi juga sudah melakukan pemeriksaan terhadap W, hasilnya diduga wanita ini mengalami depresi.
Terkait kasus ini, psikolog Klinik Terpadu Psikologi UI Depok Anna Surti Ariani mengatakan bahwa sang ibu tidak bisa disalahkan begitu saja. Perlu dilakukan pemeriksaan dan pendampingan untuk sang ibu dan keluarganya.
Advertisement
"Perlu pemeriksaan lebih lanjut. Yang menegakkan diagnosisnya adalah psikolog atau psikiater, lewat beberapa pemeriksaan,” kata perempuan yang karib disapa Nina lewat pesan singkat, Selasa (02/04/2019).
Jika memang benar W mengalami depresi pascamelahirkan, hal ini dialami sekitar 10-15 persen ibu yang baru melahirkan. Penting bagi keluarga mengenali tanda-tanda yang dicurigai adanya masalah kejiwaan pada ibu yang baru melahirkan. Diantaranya:
- Kehilangan minat untuk berbagai hal
- Kehilangan nafsu makan
- Sangat mudah lelah dan tak bermotivasi
- Susah tidur atau terlalu banyak tidur
- Merasa tak berharga
- Sulit konsentrasi, mudah lupa
- Tak tertarik pada bayinya, kadang menyesal dan salahkan bayi
- Tak tertarik berhubungan seks
Bila tidak ditangani bisa makin parah
Kondisi depresi di atas bisa bertambah parah bila tidak ditangani. Sehingga diperlukan penanganan yang lebih serius dan intensif saat kondisi tersebut terjadi. Tanda-tanda kondisi depresi pasca melahirkan lebih serius diantaranya:
- Halusinasi: mendengar atau melihat hal-hal yang tak didengar atau dilihat orang lain
- Delusi: meyakini dirinya adalah orang yang berbeda
- Perasaan bingung yang amat sangat
- Tak mampu merawat bayi bahkan ada yang ingin mencelakakan bayi
- Tak bisa mengontrol perasaan dan pikiran
- Terkadang kena serangan panik tiba-tiba
- Bicaranya sulit dimengerti
“Jika sudah terjadi (terlihat tanda-tanda masalah kesehatan jiwa), maka sebaiknya ibu bisa segera didampingi dan diajak ke psikolog atau psikiater,” saran Nina.
Advertisement
Bisakah mencegah depresi pasca melahirkan?
Beragam cara bisa dilakukan untuk meminimalisasi terjadinya depresi pascamelahirkan. Salah satunya Salah satunya memastikan ibu cukup bugar.
"Pencegahan lain adalah mendiskusikan dengan ibu tentang berbagai hal yang akan saling dilakukan setelah bayi lahir, sehingga meminimalisasi kemungkinan pertengkaran,” kata Nina.
Misalnya, suami membantu menyediakan makanan dan minuman yang bernutrisi, dan mengingatkan ibu untuk tidur setiap kali bayinya tidur. Selain itu siapkan juga bala bantuan untuk membantu ibu merawat bayi dan anak yang lebih besar (kakak bayi), juga untuk membereskan rumah.
Penulis: Khairuni Cesario