Survei Indo Barometer: Petani hingga Pengusaha Pilih Jokowi, Guru Coblos Prabowo

Capres Prabowo Subianto disebut unggul di kalangan guru. Sementara capres petahana, Jokowi unggul di pemilih dari semua kalangan.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2019, 18:37 WIB
Capres no. urut 01 Joko Widodo atau Jokowi dan Capres no. urut 02 Prabowo Subianto berjabat tangan usai debat keempat Pilpres 2019 di Jakarta, Sabtu (30/3). Debat mengangkat tema tentang ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional.(Liputan6.com/JohanTallo)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Indo Barometer merilis hasil survei terbaru Pilpres 2019, sekitar dua pekan menjelang pemungutan suara Pilpres 2019 pada 17 April. Dalam pemaparannya, peneliti Indo Barometer, Hadi Suprapto Rusli menyampaikan dua pasangan capres-cawapres unggul di beberapa segmen pemilih.

Capres Prabowo Subianto disebut unggul di kalangan guru. Sementara capres petahana, Jokowi unggul di pemilih dari semua kalangan.

Hadi menyampaikan, dari pemilih berdasarkan pekerjaan atau profesi, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul di pemilih ibu rumah tangga sebesar 50,1 persen, pemilih masih sekolah sebesar 77,8 persen, petani sebesar 55 persen, buruh sebesar 50,3 persen, pegawai swasta 42,9 persen, pedagang atau pengusaha sebesar 47,4 persen, sopir atau tukang ojek sebesar 45,9 persen, dan belum atau tidak bekerja sebesar 55,6 persen.

"Sedangkan pasangan Prabowo-Sandi hanya unggul di profesi guru sebesar 52,2 persen," sebutnya saat pemaparan hasil survei di Hotel Atlet Century, Senayan, Jakarta Selatan, Selasa (2/4/2019).

"Saya kira ini pengaruh dari isu-isu tentang guru honorer," lanjutnya.

Dalam kesempatan itu, Hadi juga menyampaikan dua ormas Islam terbesar yaitu NU dan Muhamadiyah memberikan dukungannya lebih besar terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf. Di pemilih NU, Jokowi-Ma'ruf menang 54 persen dan Muhammadiyah 45 persen.

"Kemudian Prabowo-Sandiaga Uno mendapat dukungan sebesar 31,2 persen dari Nahdlatul Ulama (NU) dan dari Muhammadiyah sebesar 35 persen," sebutnya.

Menurut Hadi, alasan pemilih Muhammadiyah menjatuhkan pilihannya ke Jokowi-Ma'ruf Amin karena dinilai sering turun ke berbagai kampus yang berafiliasi dengan Muhammadiyah. "Kemudian juga mengajak beberapa tokoh Muhammadiyah, ya mungkin itu memberikan simpati bagi pemilih Muhammadiyah itu sendiri," kata dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Tak Pengaruhi Hasil

Kendati Prabowo unggul di kalangan guru, namun menurutnya tak terlalu berpengaruh besar bagi suara Jokowi. Karena menurutnya jumlah pemilih guru sedikit.

"Jadi segmen yang menyatakan guru kan sedikit. Kalau itupun masih menang di kubu Prabowo juga tidak akan mempengaruhi hasil keseluruhan," jelasnya.

Terkait kasus OTT di kubu Jokowi-Ma'ruf, Hadi mengatakan itu tak terlalu berpengaruh. Hal ini bisa dibuktikan dengan hasil survei yang masih relatif stabil.

"Kalau dilihat dari hasil survei tadi tidak ada pengaruh yang signifikan karena buktinya hasil survei ini masih relatif stabil kecuali hasil survei turun ya itu yang repot," jelasnya.

Survei Indo Barometer dilaksanakan pada 15-21 Maret 2019 dengan jumlah sampel sebanyak 1.200 responden, dengan margin of error plus minus 2,83 persen, pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Metode penarikan sampel yang digunakan multistage random sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner.

Responden merupakan WNI yang mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.

 

Reporter: Hari Ariyanti

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya