Perjuangan Lansia Asal Konawe Utara Menemani Sang Istri di Rumah Sakit

Meski sudah tidak kuat lagi berkendara jauh, tetapi Tahir tetap berusaha mencapai rumah sakit untuk menemani sang istri.

oleh Ahmad Akbar Fua diperbarui 03 Apr 2019, 09:01 WIB
Tahir (80) suami Nuru (65), mendampingi istrinya yang dirawat di rumah sakit Bahteramas Sulawesi Tenggara usai pingsan di atas bara api. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Liputan6.com, Konawe Utara - Tahir (80), suami dari Nenek Nuru (65) ternyata harus berjuang keras dari Konawe Utara agar bisa tiba di rumah sakit menjenguk istrinya. Nenek Nuru lansia harus dirawat di RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara usai jatuh pingsan di atas bara api. 

Tahir yang berprofesi sebagai pemanjat kelapa asal Desa Poni-poniki Kecamatan Motui, Konawe Utara, ternyata tak gratis agar sampai di Kota Kendari untuk menemani istrinya yang tengah berada di ruang perawatan bedah.

Ditemui di rumah sakit, Selasa (2/4/2019), Tahir mengungkapkan dia harus membayar sewa mobil sebesar Rp 200 ribu rupiah. Uang sebanyak ini dipakai patungan dengan warga lainnya untuk menyewa mobil yang bisa disewa.

"Kita bayar Rp 500 ribu satu mobil. Saya bayar Rp 200 ribu, sisanya warga lain yang bayar," terang Tahir.

Uang sebanyak ini diungkapkan pria bertubuh bongkok itu, dari hasil tabungannya memanjat dan menjual kelapa selama 2 tahun. Tahir juga mengungkapkan, uang itu didapat dari hasil menjual jambu mete yang dikumpulkan di kebunnya.

"Saya sebenarnya sudah tak kuat naik mobil, namun karena istri saya sakit, saya harus jenguk," katanya.

Dia juga mengatakan, untuk sampai di Kota Kendari dari kampungnya juga tak mudah. Dia beberapa mengalami sakit kepala karena tak kuat dengan goncangan di jalan raya.

Apalagi, beberapa titik jalan dari Konawe Utara sedang dalam kondisi rusak parah. Saat tiba di Kota Kendari pada Senin (1/4/2019) dia mengaku kelelahan.

Sebelumnya, Tahir mengatakan kadang kesusahan mendapatkan makanan. Malah, karena sering kurang makan, dia harus mengikat perut karena malu sering meminta kepada tetangganya.

"Kalau panjat kelapa saya ikat kaki supaya tak jatuh. Kalau lapar, ikat perut," ujarnya.

Musibah kemudian menimpa pasangan lansia kurang mampu ini pada Rabu (27/3/2019). Saat itu, Tahir yang tengah berada di rumah salah seorang tetangganya, meninggalkan istrinya yang sedang memasak nasi di rumah.

Belum sempat memindahkan nasi yang sudah dimasak, Nuru, mengalami kecelakaan dan terbanting di atas bara api tempatnya memasak nasi. Nuru sempat pingsan di atas bara api dan sadar kembali setelah beberapa menit.

Berhasil berteriak meminta pertolongan, salah seorang tetangganya datang membantu. Nuru akhirnya dilarikan di rumah sakit Bahteramas di Kota Kendari.

 


Sanggahan Bupati Konawe

Bupati Konawe Utara, Ruksamin saat menjenguk Nuru (65) lansia yang pingsan di atas bara api dan mengalami luka bakar di lengan dan wajah. (Liputan6.com/Ahmad Akbar Fua)

Bupati Konawe Utara, Ruksamin datang langsung menjenguk Nuru, Selasa (2/4/2019). Bupati datang ditemani beberapa rekannya di Pemkab Konawe Utara.

Bertemu dan sempat berbincang dengan keluarga nenek Nuru, Bupati membantah Tahir sering mengikat perut karena lapar dan kurang makan. Namun, itu hanyalah tali yang digunakan untuk memanjat kelapa.

"Tidak benar itu. Kami sudah tanya juga. Lalu, dia itu kan kena sakit maag, jadi pada saat sakit mungkin dia ikat pakai kain," ujar Bupati.

Bupati kemudian menemui dokter dan sejumlah perawat rumah sakit. Dia mengatakan, pihaknya siap menanggung semua kebutuhan Nenek Nuru yang saat ini dirawat intensif usai menjalani bedah plastik.

"Selain itu, kami sudah mempersiapkan rehabilitasi rumah Nenek Nuru itu, bersama dengan perabotan dan perlengkapan rumah. Insya Allah jika tak ada halangan Minggu ini sudah rampung semua," ujar Ruksamin.

Dia menyatakan, pihaknya juga sudah menguruskan BPJS, surat keterangan tak mampu, surat warga miskin untuk Nenek Nuru. Kader Partai PKB ini juga menyatakan, jika nenek Nuru tak dilayani BPJS, dia siap menanggung semua biaya rumah sakit.

"Namun, ternyata sudah ada BPJS sejak 2016. Hanya mungkin karena sudah tua mereka, jadi lupa simpan di mana. Itu di Kantor BPJS bisa dibuktikan," tegasnya.

Penanggung jawab ruang perawatan RSUD Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara, Harsini mengatakan operasi sudah dilakukan. Tindakan awal untuk bedah plastik itu yakni pembersihan luka.

"Sudah ada juga rekomendasi dari ahli gizi. Namun, dokter Satrio, dokter ahli bedah akan butuh beberapa hari untuk mengambil tindakan lanjutan setelah operasi pertama," ujar Harsini, ditemui di rumah sakit.

 

Simak video pilihan berikut ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya