Mendulang Rupiah dari Budi Daya Kurma Tropis di Indonesia

Paling populer adalah jenis kurma Kolak One alias KL 1 atau populer disebut kurma tropis yang sangat genjah.

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 04 Apr 2019, 08:02 WIB
Kurma KL 1 berusia 1,5 tahun. (Foto: Liputan6.com/Azhar untuk Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Cilacap - Siapa pun di Indonesia sepertinya kenal dengan buah kurma. Popularitasnya sudah melampui negeri asalnya di Timur Tengah hingga ke Indonesia sejak ratusan tahun lampau.

Meski begitu populer dan laris di pasaran, nyatanya tanaman ini tak banyak dibudidayakan di Indonesia. Pangkal soalnya adalah keyakinan lama yang menyebut bahwa kurma hanya tumbuh di padang pasir.

Belakangan, mitos itu luruh. Petani Thailand berhasil membudidayakan kurma yang sebelumnya diyakini hanya tumbuh di kawasan gurun.

Paling populer adalah jenis kurma Kolak One alias KL 1, atau populer disebut kurma tropis yang sangat genjah. Pada usia tiga tahun, kurma KL 1 sudah mulai berbunga.

Namun, biasanya bunga-bunga itu akan berguguran. Inilah yang disebut sebagai bunga pasir atau bunga yang tak lantas berbuah.

"Pada usia empat tahun biasanya bunga sudah bisa jadi buah," kata petani yang juga pemilik Amma Dates Farm, Kota Banjar, Jawa Barat, Aulia Al Azhar, di Ponpes Rubat Mbalong Ell Firdaus, Cilacap, Rabu, 3 April 2019.

Sepintas lalu, tanaman yang tumbuh di dalam pot warna hitam itu mirip dengan tumbuhan palem. Daunnya meruncing seperti daun kelapa muda atau palem merah yang biasa ditemui di pekarangan warga.

Namun, ini bukanlah kelapa atau palem. Ini adalah anakan kurma KL 1 atau kurma tropis yang disebut Azhar bisa berbuah pada usia empat tahun.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Sebutir Kurma Muda Seharga Rp 25 Ribu

Petani dan pembibit kurma, Aulia Al Azhar. (Foto: Liputan6.com/Azhar untuk Muhamad Ridlo)

Jenis ini disebut paling adaptif ditanam di Indonesia. Sebab, kurma KL 1 sudah melalui berbagai proses mutasi genetik, sehingga sangat toleran dengan kondisi di negara-negara tropis.

"Makanya disebut dengan kurma tropis," ujarnya.

Azhar menerangkan, di luar manfaat kurma yang telah diketahui, nilai ekonomi kurma tropis juga sangat tinggi. Ia menyebut, kurma tropis yang telah berbuah mampu diandalkan untuk mencukupi kebutuhan keluarga.

Pasalnya, kurma di Indonesia masih langka. Karenanya, tiap butir kurma bisa dihargai sangat mahal.

Apalagi, sebagian orang mempercayai bahwa kurma muda bermanfaat untuk menyuburkan kandungan. Tak aneh jika banyak pasangan suami istri yang belum memiliki keturunan memburu buah muda kurma.

“Kalau di Pekanbaru, harga satu butir kurma petik langsung dari pohon Rp 25 ribu,” dia mengungkapkan.

Padahal, dalam satu tandan kurma saja, ada ratusan butir kurma. Di usia lima tahun, kurma tropis KL 1 berpotensi menghasilkan 25 kilogram buah.

Kalaupun dijual per kilogram, kurma masih memiliki nilai jual yang tinggi. Kurma matang segar misalnya, dijual dengan harga antara Rp 400 ribu – Rp 1.000.000 per kilogram.


Bibit Kurma

Bibit Kurma KL 1 berusia sekitar dua bulan. (Foto: Liputan6.com/Azhar untuk Muhamad Ridlo)

Budi daya kurma yang masih langka di Indonesia ini juga menjadi berkah untuk pembibit tanaman. Bagaimana tidak, satu butir biji kurma dihargai Rp 7.500. Adapun tanaman muda berusia dua bulan dihargai antara Rp 75 ribu hingga Rp 100 ribu.

Yang lebih mencengangkan, kurma berusia tiga tahun dan sudah latihan berbunga laku dengan harga kisaran Rp 1,5 juta. Dibanding dengan budidaya kayu misalnya, tentu tanaman kurma jauh lebih bernilai.

Azhar menerangkan, memang tak semua jenis kurma bisa tumbuh di Indonesia. Contohnya, kurma Ajwa, kurma yang diriwayatkan merupakan kegemaran Nabi Muhammad SAW.

Kurma ini kebanyakan hanya ditanam di sekitar Arab Saudi, khususnya Madinah. Sampai ke Indonesia, harga kurma Ajwa mencapai Rp 400 ribu per kilogram.

Namun, kurma ini belum terbukti bisa tumbuh baik dan berbuah di Indonesia. Makanya, ia lebih merekomendasikan kurma KL 1 atau populer disebut sebagai kurma tropis untuk ditanam di Indonesia.

Ia pun menyebut, jenis kurma ini tak rewel soal tempat. Secara umum, kurma bisa ditanam mulai ketinggian 0 dpl hingga 1.000 mdpl.

“Semua jenis tanah juga cocok. Asal tidak tergenang,” dia menambahkan.

Menilik nilai ekonomi dan berbagai manfaat kurma itu, Azhar berkeliling dari satu pelatihan ke pelatihan lain, dari satu pesantren ke pesantren untuk mempopulerkan tanaman kurma.

“Mengonsumsi kurma itu sunah nabi,” ujarnya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya