Liputan6.com, Jakarta - Pengguna jasa transportasi publik Moda Raya Terpadu (MRT) mengeluhkan minimnya tempat sampah yang tersedia di area dalam stasiun mengakibatkan sulit untuk membuang sampah.
"Terlalu sedikit, harusnya diperbanyak seperti di KRL," ujar seorang pengguna MRT, Budi di Stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta Selatan, seperti dilansir Antara, Rabu (3/4/2019).
Advertisement
Budi mengatakan, terbatasnya tempat sampah yang tersedia di stasiun MRT dapat memicu pengguna KRL membuang sampah sembarangan lantaran tidak menemukan tempat sampah. Akibatnya area stasiun bisa menjadi lebih mudah kotor.
Warga Lebak Bulus itu meminta pihak MRT dapat mencermati hal tersebut dan mempertimbangkan untuk lebih banyak menyediakan tempat sampah, baik di area loket maupun di dalam peron stasiun.
Toni, pengguna MRT lainnya juga mengeluhkan hal yang sama. Dia mengaku kesulitan menemukan tempat sampah untuk membuang struk kertas yang dia peroleh usai membeli kartu MRT harian.
"Tadi saya bingung mau buang struknya di mana, akhirnya saya kantungin saja daripada menyampah di stasiun," kata dia.
Toni mengatakan, sikap yang dia ambil belum tentu bisa diikuti penumpang lainnya. Menurut dia, minimnya tempat sampah di stasiun MRT bisa membuat masyarakat menjadi abai dan dengan mudah membuang struk pembelian kartu MRT harian di sembarang tempat.
Toni berharap pihak MRT bisa segera menambah jumlah titik penempatan tempat sampah di dalam stasiun. Dengan adanya penambahan tempat sampah, dia optimis stasiun MRT akan menjadi lebih bersih, pun masyarakatnya juga semakin tertib.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sengaja Batasi Tempat Sampah
Menanggapi keluhan masyarakat tersebut, Corporate Secretary Division Head MRT Jakarta Muhamad Kamaluddin mengaku, pihaknya memang sengaja untuk membatasi jumlah tempat sampah di area stasiun MRT.
"Memang di dalam stasiun kami minimalkan sekali supaya sebelum masuk stasiun mindset-nya sudah untuk mengurangi sampah," kata Kamaluddin.
Kamal mengatakan, dalam menjaga kebersihan di area stasiun, MRT Jakarta menerapkan konsep TSP, yaitu singkatan dari tahan, simpan, dan pungut.
Dia menjelaskan, istilah tahan dapat diartikan sebagai sikap menahan diri pengguna MRT untuk tidak makan dan minum di area stasiun yang berpotensi menimbulkan sampah.
"Istilah simpan dimaknai sebagai sikap para pengguna MRT untuk menyimpan sampah yang dibawa, untuk kemudian dibuang ketika telah menemukan tempat sampah," terangnya.
Sedangkan istilah pungut, lanjut Kamal, ditujukan kepada pengguna MRT untuk memungut sampah apabila menemukannya di area stasiun.
"Untuk pungut, yang pasti kami pungut sampah yang kelihatan, tapi kalau ada warga yang juga sukarela, pengguna sukarela memungut sampah, itu juga kami apresiasi," papar dia.
Kamal menambahkan, saat ini tempat sampah di stasiun MRT hanya tersedia di toilet dan area retail, yakni kafe, restoran dan minimarket. Dia mengimbau kepada pengunjung area retail untuk tertib membuang sampah di area tersebut.
"Seperti kafe, restoran ada minimarket ya harus makan minumnya di dalam kafe, di dalam batasan areanya kafe itu, tidak boleh keluar," pungkas Kamal.
Advertisement