Liputan6.com, Tokyo - Petarung Indonesia, Anthony Engelen, gagal berbuat banyak di ajang ONE Championship, ONE: A New Era, yang digelar di Tokyo, Jepang, akhir pekan lalu. Dia harus menyerah dari lawannya, Garry Tonon. Namun, Engelen mengaku bangga bisa mewakili Indonesia di ajang ini.
Maklum, ajang ONE: A New Era bisa dibilang merupakan ajang One Championship terbesar sepanjang sejarah, karena melibatkan empat juara dunia. Selain itu, ini pertama kalinya, One Championship menggelar ajang di Jepang, yang nota bene merupakan tanah kelahiran beragam cabang bela diri di Asia.
“Adalah sebuah kehormatan bagi saya untuk bisa bertarung di Jepang, di lokasi tersuci seni bela diri, melawan seorang lawan berkelas sangat tinggi. Saya telah memberikan upaya terbaik saya, walaupun tidak berjalan sesuai rencana," ujar pria berdarah Belanda itu.
Ia mengatakan, panggung sebesar ini bukanlah tempat yang mudah untuk atlet paling berpengalaman sekalipun. Itu terbukti dengan kekalahan mengejutkan dari seorang legenda MMA, Eddie “The Underground King” Alvarez.
Baca Juga
Advertisement
"Ini permainan yang keras, ini profesi yang keras yang telah kami pilih,” katanya. “Menang atau kalah, kami selalu banyak belajar. Saya bangga telah mewakili Indonesia dalam pentas seni beladiri terbesar di dunia. Saya pasti akan kembali lebih kuat dan lebih baik lagi.”
Terkait duelnya di ONE Championship lawan Tonon, Engelen, 33 tahun, mengakui, dirinya melakukan beberapa kesalahan. "Saya tidak mengikuti game plan saya sendiri. Mungkin karena tekanan atas pertandingan itu, mungkin juga karena rasa gugup," ujarnya.
Kemenangan Tonon atas Engelen setelah wasit menghentikan pertarungan pada detik-detik terakhir ronde pertama membuktikan kemahiran atlet asal Amerika Serikat ini dalam menerapkan teknik seni mixed martial arts (MMA), khususnya grappling.
Saat itu, Garry tampil prima menyapu pertahanan Engelen, yang dilanjutkan dengan rangkaian serangan dan ground work keras.
Saling Menghormati
Engelen lalu coba mengulas empat menit pertandingan terbesar dan terberat dalam sejarah kariernya bersama ONE Championship itu.
“Kami berdua saling menghormati keunggulan kami masing-masing, dan ini sangat jelas terlihat dalam menit pertama pertandingan. Saya sangat mengetahui kekuatan permainan saya; dimana kelebihan saya adalah striking dan kelebihan Garry adalah dalam ground game,” ujar Engelen.
Dia mengaku sangat berhati-hati di duel ini. “Saya membuat sebuah kesalahan. Saya memang belum menonton ulang video pertandingan saya, tetapi beberapa orang menyampaikan apa yang saya lakukan: saya melancarkan tendangan rendah tanpa melanjutkan dengan serangkaian serangan pukulan. Itu adalah hal terbodoh yang bisa dilakukan seorang petarung,” akunya.
Advertisement
Gugup
Selanjutnya, kata Engelen, Tonon langsung menyapunya ke lantai ring. Padahal, aturan pertama dalam kickboxing adalah: jangan lancarkan tendangan rendah tanpa lanjutan serangan pukulan beruntun.
"Saya justru melakukan hal itu. Mungkin karena gugup, mungkin karena saya terlalu berhati-hati. Saya membuat satu kesalahan," ujarnya.