Menjajal Canggihnya Moda Transportasi Andalan Warga Jepang

Masyarakat Jepang sangat mengandalkan kereta sebagai moda transportasi sehari-hari.

oleh Edu Krisnadefa diperbarui 03 Apr 2019, 19:00 WIB
Jepang adalah negera yang sangat mengandalkan kereta sebagai moda transportasi. (Liputan6.com/Edu Krisnadefa)

Liputan6.com, Tokyo - Moda transportasi kereta yang menggunakan layanan kereta rel listrik tengah jadi tren di Jakarta dan sekitarnya. Setelah KRL Jabotabek dimodernisasi menjadi KRL Commuter Line pada 2011, kini MRT memincut hati warga Jakarta dan sekitarnya.

Mass Rapid Transit atau di-Indonesiakan menjadi Moda Raya Terpadu Jakarta Fase 1, diresmikan Presiden Joko Widodo, Minggu (24/3). Untuk fase 2, yang menghubungkan Bundaran HI-Kota rencananya akan mulai digarap akhir 2019.

Saat ini, MRT telah beroperasi resmi mengangkut penumpang untuk jalur Lebak Bulus-Bundaran HI . Namun, untuk harga tiket, penumpang masih diberikan potongan hingga 50 persen sampai April ini.

Banyak orang percaya, MRT akan jadi moda transportasi favorit warga Jakarta dan sekitarnya, seperti juga Commuter Line.

Di Jepang, moda transportasi yang berbasiskan kereta rel listrik juga sudah lama jadi favorit. Tidak hanya menghubungkan distrik-distrik tertentu di dalam kota, jalur kereta di Jepang juga mencakup lintasan di kota-kota besar, seperti dari Tokyo ke Osaka, misalnya.

Saat ini ada tak kurang dari tujuh perusahaan regional kereta api beroperasi di Jepang, yang dikenal dengan sebutan Japan Railways. Perusahaan kereta ini tidak hanya dijalankan oleh pemerintah, melainkan juga oleh pihak swasta.

JR Line dan Metro (subway) adalah dua layangan transportasi paling favorit di Jepang, utamanya Tokyo. Selain melintasi jalur-jalur penting dan strategis, JR Line dan Metro juga melintasi dari daerah-daerah yang merupakan destinasi para turis, seperti Shibuya, Shinjuku, Harajuku, Ueno, Akihabara dan lainnya. Tak heran, dua operator kereta ini juga jadi favority turis-turis yang datang ke Jepang.


Jalur Rumit

Namun, jangan salah, sistem lintasan kereta di Jepang terkenal rumit, jika kita tak jeli. Sebab, satu operator misalnya, bisa memiliki lebih dari dua jalur/line dengan tujuan lintasan yang berbeda. JR Line misalnya, memiliki Yamanote Line, Chuo Line, dan Sobu Line. Belum lagi jalur-jalur lokalnya.

Metro lebih banyak lagi. Ada Ginza Line, Manurouchi Line, Hibiya Line, Chiyoda Line dan lain-lain.

Namun, ada beberapa stasiun khusus yang bisa menyambungkan line-line tersebut. Sehingga, orang tak perlu lagi keluar peron atau membeli tiket baru, meski pindah ke line yang berbeda.

Selain kereta kereta api dan metro, Jepang juga masih memiliki kereta api cepat yang dinamakan Shinkansen. Saking cepatnya, moda ini kerap dijuluki kereta api perluru.


Mudah dan Praktis

Masyarakat Jepang sudah terbiasa dengan kesibukan di stasiun-stasiun kereta. (Liputan6.com/Edu Krisnadefa)

Untuk menumpang moda transportasi kereta di Jepang juga sangat mudah dan praktis. Para penumpang bisa membeli tiket langsung di mesin-mesin tiket yang ada di stasiun sesuai tujuan. Tiket ini juga bekerja otomatis. Kita tinggal memasukkan tiket tersebut ke gerbang peron, dan mengambilnya kembali saat telah memasuki peron.

Nantinya, begitu sampai di stasiun tujuan, tiket itu akan tertelan sendirinya di gerbang peron, saat kita telah keluar gerbang.

Selain itu, ada juga tiket terusan yang berlaku sehari penuh, seminggu, sebulan, dan seterusnya. Dengan tiket atau kartu ini, penumpang tak perlu lagi membeli tiket per tujuan. Saat masuk peron, penumpang tinggal men-tap kartu ini untuk membuka gerbang.

Ada juga beberapa kartu yang bisa digunakan untuk lebih dari satu operator. Bahkan, ada juga yang bisa berlaku untuk menumpang bus atau tram.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya