Liputan6.com, Tehran - Korban tewas akibat banjir besar yang melanda sebagian besar Iran selama 15 hari terakhir meningkat menjadi 62 orang. Demikian menurut kepala Organisasi Kedokteran Hukum Iran kepada media setempat, Rabu 3 April 2019 waktu lokal.
"Provinsi Fars di bagian selatan telah terkena dampak paling parah. Jumlah korban tewas mencapai 21 orang," kata Ahmad Shojaee mengatakan kepada kantor berita Fars seperti dikutip dari Straits Times, Kamis (4/4/2019).
Advertisement
Korban tewas di Provinsi Lorestan bagian barat negara 14 orang, sedangkan Provinsi Golestan di utara melaporkan delapan orang tewas.
"Kematian terkait banjir telah dilaporkan di 11 dari 31 provinsi Iran," Shojaee menambahkan.
Kantor berita ISNA mengatakan jumlah korban tewas saat ini berdasarkan temuan jasad korban yang dipindahkan ke kantor koroner di seluruh negeri. Data kematian tersebut bisa saja terus meningkat.
Iran telah dilanda banjir di sebagian besar negara itu sejak Maret.
Timur laut negara itu dibanjiri sejak 19 Maret, lalu merambat ke barat dan barat daya negara itu pada 25 Maret. Menewaskan total 45 orang.
Banjir di barat dan barat daya berlanjut pada 1 April ketika hujan lebat kembali mengguyur daerah itu.
"Tujuh puluh delapan jalan antarkota telah diblokir, sebanyak 2.199 jalan pedesaan dan 84 jembatan hanyut," tutur Behnam Saeedi, juru bicara Organisasi Nasional Penanggulangan Bencana.
"Di 15 provinsi, 141 sungai meluap dan sekitar 400 longsor dilaporkan," papat Saeedi kepada televisi pemerintah.
Pemerintah Iran mengatakan banjir telah merusak hampir 12.000 km jalan, atau 36 persen dari seluruh jaringan jalan negara itu.
Saksikan juga video berikut ini:
Jumlah Korban Awal
Sebelumnya pada pada Senin, 25 Maret 2019, sedikitnya 19 orang dilaporkan meninggal dunia dan 100 lebih lainnya luka usai banjir bandang melanda Iran selatan.
Dikutip dari BBC, Selasa 26 Maret 2019, rekaman detik-detik banjir bandang yang melanda kawasan Shiraz tersebar di media sosial. Pergerakan air bahkan menyeret sejumlah benda-benda rumah tangga milik warga.
Banyak pula warga Iran yang berpegangan pada pohon dan tiang-tiang demi menyelamatkan diri dari arus banjir yang menyeret mereka.
Menurut Sistem Peradilan Nasional Iran (Iran Judiciary), upaya pemerintah dalam menanggulangi bencana sangat lambat. Ditambah lagi datangnya bencana bersamaan dengan peringatan Tahun Baru Persia.
Banyak kantor pemerintahan yang tutup. "Setiap ada bencana, pemerintah selalu lamban dan gagal dalam memastikan keselamatan warganya," ujar Ebrahim Raisi, kepala Iran Judiciary.
Namun, menurut klaim dari Gubernur Fars, Enayatollah Rahimi banjir di kawasan itu telah berada di bawah kendali. Tim penyelamat pun telah diterjunkan untuk upaya penyelamatan.
"Saya telah memberikan imbauan agar masyarakat selalu berada di dalam lokasi pengungsian supaya terhindar dari bahaya," jelas Rahimi.
Salah satu faktor penyebab terjadinya banjir adalah tingginya curah hujan di kawasan tersebut selama beberapa hari terakhir.
Kini, peringatan banjir telah disebarluaskan ke seluruh provinsi. Bahkan ibu kota Iran, Teheran juga telah bersiap apabila hujan dan ancaman banjir melanda.
Advertisement