Donald Trump Klaim Suara Turbin Angin Bisa Sebabkan Kanker

Pernyataan Donald Trump ini dianggap tidak berdasar dan segera dibantah oleh banyak pihak

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 04 Apr 2019, 18:00 WIB
Donald Trump telah mengancam penutupan sangat lama terhadap pemerintah AS apabila pendanaan untuk pembangunan tembok perbatasan tidak direstui. (AP File)

Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan bahwa turbin angin yang digunakan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) bisa menyebabkan kanker. Hal ini dia katakan dalam pidatonya yang menentang program PLTB pada Selasa malam, 2 April 2019.

Dikutip dari Newsweek pada Kamis (4/4/2019), Trump memang tidak mengakui adanya perubahan iklim dan menentang adanya PLTB. Dia seringkali mengkritik teknologi terbarukan dan lebih suka mesin tradisional seperti batu bara dan bahan bakar fosil.

Trump sendiri mengejek tenaga angin yang merupakan usulan dari mantan lawan pemilihan presidennya Hillary Clinton. Istri mantan presiden Bill Clinton itu mengatakan bahwa turbin angin bisa mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil tradisional dan menurunkan emisi karbon.

"Jika Anda memiliki kincir angin dekat rumah, selamat, rumah Anda harganya turun 75 persen," ujar Donald Trump. Selain itu, dia juga mengatakan argumennya yang dianggap oleh banyak orang tidak berdasar.

"Mereka mengatakan suaranya menyebabkan kanker," kata Trump sebelum menirukan suara turbin dan disusul dengan tawa serta tepuk tangan para hadirin. Tidak hanya itu, dia juga mengatakan bahwa benda tersebut bisa membunuh burung.

Simak juga video menarik berikut ini:

 


Tidak Ada Bukti Ilmiah

Deretan turbin di area Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) Tolo 1 di Jeneponto, Sulawesi Selatan, Jumat (21/9). PLTB Tolo 1 akan menjadi kebun angin skala besar kedua di Indonesia setelah PLTB Sidrap. (Liputan6.com/Pool/ESDM)

Pernyataan ini jelas dianggap "bodoh" oleh banyak orang. Beberapa media bahkan segera mencari kebenaran dari hal tersebut.

Buzzfeed News menyebutkan bahwa sebuah studi tahun 2014 dalam jurnal PLOS One tidak menemukan adanya efek kesehatan dari turbin angin. Yang ada, hanyalah laporan orang-orang yang terbangun karena suara turbin yang rata-rata di atas 35 desibel.

"Ketika ditempatkan dengan benar, turbin angin tidak berhubungan dengan kesehatan yang buruk," tulis para peneliti di laman National Institutes of Health pada 2014 seperti dikutip dari USA Today.

Sementara, studi 2014 tidak menemukan adanya bukti bahwa turbin menjadi pembunuh burung yang terbesar. Kebanyakan dari hewan-hewan itu malah dibunuh oleh kucing yang membunuh lebih dari 2 miliar burung setiap tahunnya di AS dan Kanada. Selain itu, rancangan turbin angin terbaru juga dibuat lebih pendek agar tidak mengganggu jalur migrasi dan makanan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya