Valencia Vs Madrid: Musim Kelam Los Blancos, Terancam Tanpa Gelar

Tanpa memasukkan Piala Dunia Antarklub, Musim ini Madrid terancam tanpa gelar.

oleh Heri Setiawan diperbarui 04 Apr 2019, 10:25 WIB
Pemain Real Madrid tampak lesu usai ditaklukkan Valencia pada laga La Liga 2019 di Stadion Mestalla, Rabu (3/4). Valencia menang 2-1 atas Real Madrid. (AP/Alberto Saiz)

Liputan6.com, Jakarta Real Madrid menelan kekalahan pertama di era Zinedine Zidane ketika menyerah 1-2 dari Valencia pada laga lanjutan La Liga 2018/19, Kamis (4/4) dini hari WIB. Skuat Madrid tidak bermain cukup baik pada pertandingan tersebut, dan mereka harus membayar mahal dengan tiga poin yang hilang.

Bermain di Mestalla, Madrid harus tertinggal lewat gol Goncalo Guedes dan Ezequiel Garay. Tim tamu hanya mampu mencetak satu gol di penghujung laga lewat aksi Karim Benzema. Kemenangan ini membuat Valencia naik ke peringkat lima klasemen dengan perolehan poin 46. Sementara bagi Madrid, kekalahan ini tak membuat mereka bergerak dari posisi tiga dengan poin 57.

Harapan Madrid menembus peringkat kedua klasemen sementara juga semakin sulit. Saat ini mereka tertinggal lima poin dari Atletico Madrid di peringkat kedua. Artinya Madrid wajib memenangkan semua laga sisa jika ingin menjaga asa menembus peringkat kedua. Berikut Liputan6.com rangkum Los Blancos terancam tanpa gelar musim ini, Senin (4/4/2019).


Kekalahan Pertama Zidane

Pelatih Real Madrid, Zinedine Zidane, memberikan instruksi saat melawan Huesca pada laga La Liga Spanyol di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, Minggu (31/3). Madrid menang 3-2 atas Huesca. (AFP/Javier Soriano)

Real Madrid menelan kekalahan pertama di era Zinedine Zidane ketika menyerah 1-2 dari Valencia. Kekalahan ini menjadi yang pertama bagi Madrid semenjak Zidane kembali ke kursi entrenador menggantikan Santiago Solari. Dalam dua laga sebelumnya, Los Blancos selalu meraih kemenangan.

Zinedine Zidane akhirnya tahu bagaimana rasanya menelan kekalahan sebagai pelatih Real Madrid sejak kembali ke Santiago Bernabeu. Mengutip Marca, dua laga pertama Zidane (vs Celta Vigo dan Huesca) permainan Madrid sebenarnya tampak menjanjikan. Skuat Madrid tampak bersemangat lagi di lapangan, mereka bermain untuk mencetak gol dan mengejar kemenangan.

Biar begitu, skuat Madrid kembali tampak lesu ketika dikalahkan Valencia tadi. Aura negatif ini masih sama seperti aura yang mengganggu skuat Madrid pada era Julen Lopetegui dan Santiago Solari.

Madrid bermain buruk di babak pertama, dan meski ada perkembangan di babak kedua, mereka tidak cukup ganas untuk mengubah hasil. Tampaknya pemain-pemain Madrid sudah lupa betapa pentingnya kecepatan dan hasrat bermain dalam sepak bola.


Musim tanpa Gairah

Bek Real Madrid, Sergio Ramos, duel udara dengan pemain Valencia, Ezequiel Garay, pada laga La Liga 2019 di Stadion Mestalla, Rabu (3/4). Valencia menang 2-1 atas Real Madrid. (AP/Alberto Saiz)

Permainan Madrid tampak lambat, lesu, tidak bertenaga dan tanpa gairah. Gaya bermain ini sangat berbeda dengan era Zidane sebelumnya, ketika mereka meraih tiga gelar Liga Champions. Bahkan skuat Madrid tampak seperti memainkan laga pramusim, pikiran mereka tidak fokus sepenuhnya.

Tidak ada semangat, tidak ada hasrat untuk terus bertarung dan mempertahankan harga diri logo yang ada di dada mereka. Ini bukanlah Madrid yang menjuarai empat gelar Liga Champions dalam lima musim terakhir. Zidane akhirnya mengalami masalah ini, yakni masalah yang sebelumnya gagal diselesaikan oleh Lopetegui dan Solari.

Madrid tidak berbuat banyak untuk menyulitkan lawan. Mereka minim mengalirkan umpan, dan lebih banyak bertahan tanpa bola. Hanya laju Alvaro Odriozola yang terkadang menyulitkan pertahanan Valencia.

Tak hanya itu, begitu Valencia mencetak gol pertama di menit ke-35, skuat Madrid bereaksi seakan-akan mereka sudah pasti kalah. Tidak ada perlawanan untuk bangkit dan mencetak gol balasan. Madrid masih menunjukkan tanda-tanda permainan tak bernyawa. Marcelo, Casemiro, Toni Kroos, Lucas Vazquez, bahkan Luka Modric bermain terlalu datar dan jauh di bawah performa terbaik mereka.


Los Blancos terancam tanpa gelar

Isco (kiri) dan Casemiro tertawa bersama Zidane usai meraih trofi Liga Champions 2018 di Olympic Stadium, Kiev, Ukraina, (26/5/2018). Zinedine mundur sebagai pelatih Madrid 31 Mei 2018. (AFP/Paul Ellis)

Gelandang Madrid, Casemiro mengakui musim ini berjalan sulit bagi Madrid. Mereka sampai mengalami dua pergantian pelatih karena tidak mampu memenuhi target. Zidane pun diharapkan mampu membawa Madrid mengakhiri musim sebaik mungkin.

Seusai laga, Zidane mengakui bahwa kekalahan ini layak didapat timnya. Zizou pun tak mau menyalahkan para pemainnya, termasuk Marcelo yang mendapat banyak kritik atas penampilannya. Zidane pun menegaskan timnya harus segera melakukan perbaikan untuk menjemput laga melawan Eibar di kandang sendiri pada akhir pekan nanti.

Terlepas dari performa Madrid, ada hal lain yang harus diperhatikan. Dengan jarak yang cukup jauh dengan pemuncak klasemen Liga Spanyol serta musuh besarnya, Barcelona. Madrid kemungkinan besar terancam tanpa gelar musim ini.

Setelah Real Madrid tersisih dari Liga Champions seusai kalah agregat 3-5 dari Ajax Amsterdam pada babak 16 besar. Tanpa memasukkan Piala Dunia Antarklub sebagai gelar mayor yang diincar, Toni Kroos dkk juga telah tersingkir dari Copa del Rey oleh Barcelona, tersisih di Liga Champions, serta jika tidak ada keajaiban sangat sulit bagi Real Madrid untuk memperoleh gelar Liga Spanyol dari tangan Barcelona.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya