Liputan6.com, Jakarta - Facebook pada Rabu (3/4/2019) menghapus database publik berisi data penggunanya di server cloud Amazon.
Hal ini dilakukan Facebook menyusul laporan dari perusahaan keamanan siber, UpGuard, yang menemukan ada jutaan data pengguna Facebook terekspos di server publik tersebut.
Dilansir Reuters, Kamis (4/4/2019), tim Risiko Siber UpGuard mengumumkan dalam sebuah unggahan blog pada Selasa (2/4/2019), situs berita asal Mexico City, Cultura Colectiva, menggunakan beberapa server Amazon untuk secara terbuka menyimpan 540 juta data para pengguna Facebook, termasuk nomor identifikasi, komentar, reaksi, dan nama akun.
Selain itu juga ada database lain dari sebuah aplikasi bernama At the Pool, berisi nama, password, dan alamat email dari 22 ribu orang.
Baca Juga
Advertisement
Cultura Colectiva mengatakan, semua data Facebook tersebut berasal dari interaksi pengguna dengan tiga Page miliknya di layanan tersebut. Semua data itu merupakan informasi serupa yang dapat diakses publik untuk siapa saja yang menelusiri page-page itu.
"Tidak ada data pribadi atau sensitif, seperti email atau password di dalam (database) tersebut, karena kami tak memiliki akses ke data-data semacam itu. Jadi kami tidak menempatkan keamanan dan privasi para pengguna kami dalam bahaya," jelas Cultura Colectiva.
"Kami menyadai potensi penggunaan data saat ini, jadi kami telah memperkuat langkah-langkah keamanan untuk melindungi data dan privasi dari pengguna fanpages Facebook kami," sambung media tersebut dalam pernyataan tertulisnya.
Alex Capecelatro yang menjabat sebagai CEO di At the Pool sebelum ditutup pada 2014, tidak merespons ketika diminta berkomentar tentang masalah ini.
Amazon juga belum memberikan komentar. Perusahaan sejauh ini disebut telah meningkatkan upaya mengedukasi para konsumen tentang risiko terkait penyimpanan data pengguna secara publik.
Edukasi ini dilakukan setelah beberapa kali penyimpangan privasi data oleh para konsumen Amazon menjadi berita utama dalam beberapa tahun terakhir.
Facebook Kerja Sama dengan Amazon
Facebook dalam pernyataannya, mengatakan telah bekerja sama dengan Amazon untuk menghapus database para penggunanya.
"Kebijakan Facebook melarang menyimpan informasi Facebook di database publik," jelas perusahaan.
Dikutip dari The Guardian, Facebook sebelumnya mengatakan telah menginvestigasi insiden ini dan belum mengetahui sifat data, serta bagaimana data itu dikumpulkan atau mengapa disimpan di server publik. Perusahaan akan memberitahu pengguna jika menemukan bukti data-data itu disalahgunakan.
Insiden ini kembali menambah masalah terkait privasi yang dialami Facebook. Pada tahun lalu, perusahaan diserang menyusul laporan, yang menyebutkan Cambridge Analytica memperoleh data pribadi jutaan pengguna Facebook tanpa sepengetahuan mereka.
(Din/Isk)
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement