Liputan6.com, Bandung Tim Pengacara Muslim (TPM) menilai pernyataan Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra terkait ucapan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang meragukan keislaman capres nomor 01 Prabowo Subianto berlebihan.
Sebelumnya, Yusril Ihza mengungkap pembicaraan tentang kualitas keislaman Prabowo Subianto saat berkomunikasi dengan Rizieq Shihab melalui aplikasi pesan WhatsApp.
Advertisement
"Kalau terkait dengan berita yang belakangan marak terlalu lebai lah. Saya tahu dia senior saya juga," kata Ketua TPM Guntur Fatahillah di Gedung Perpustakaan dan Arsip Kota Bandung, Kamis (4/4/2019).
Diketahui, Yusril melampirkan tangkapan layar perbincangan via WhatsApp antara dirinya dan Rizieq pada pada 5-6 September 2018.
Dalam perbincangan tersebut, Rizieq dan Yusril membincangkan soal keislaman Prabowo serta kubu Islamfobia dalam lingkaran pria yang kini menjadi capres nomor urut 02 tersebut.
Guntur juga tak mempercayai terkait bukti yang dibeberkan berupa tangkapan layar chat WhatsApp yang diklaim percakapan antara Yusril dan Rizieq. Dia menduga chat itu bukan milik Rizieq. Sebab, menurut dia, sejak menetap di Arab Saudi, Rizieq tidak pernah menggunakan aplikasi perpesanan tersebut.
"Masa bisa menjamin itu WhatsApp-nya Habib? Habib tidak pernah pegang WhatsApp," katanya.
Bukan Gaya Bertutur Rizieq
Guntur menilai, pembicaraan dalam chat itu bukan gaya bertutur Rizieq. Menurut dia, Rizieq hanya sesekali saja berkomunikasi melalui sambungan telepon dan tidak melalui aplikasi pesan singkat.
"Habib itu tidak pernah chatting-an. Kalaupun telepon, dia harus melalui asistennya dulu,” ujar dia.
Disinggung soal motif pernyataan Yusril, Guntur menilai ada muatan politis. Apalagi, isu percakapan Rizieq dan Yusril yang disebarkan itu mendekati hari pencoblosan Pilpres April 2019, 17 April mendatang.
“Ini kan masalah mendekati hari hari pencoblosan sudah jelas arahnya ke mana. Apakah untuk harga tawarnya dia kepada pemimpjn saat ini,” tutur Guntur.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Advertisement