Sandiaga: Ekonomi RI Bisa Tumbuh 6,5 Persen di Tahun Pertama Pemerintahan

Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno yakin, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 6,5 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Apr 2019, 07:44 WIB
Calon Presiden dan Wakil Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menyapa relawan dan pendukungnya saat pidato kebangsaan di JCC, Jakarta, Senin (14/1) malam. Pidato kebangsaan mengusung Indonesia Menang. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho) 

Liputan6.com, Balikpapan - Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno yakin, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai 6,5 persen pada tahun pertama pemerintahannya bila bersama Prabowo Subianto terpilih dalam Pilpres 2019.

"Saya meyakini jika dikelola dengan kuat bersama Prabowo-Sandi, kita bisa tumbuh 6,5 persen di tahun pertama pemerintahan," kata Sandiaga di Pasar Segar, Balikpapan, usai melakukan pertemuan dengan para pengusaha dan milenial, Kamis 4 April 2019 seperti dilansir Antara.

Dia juga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di atas tujuh persen. Dan, kalau sudah di atas tujuh persen, dia menjamin kelangsungan ekonomi dan tidak masuk jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap).

"Hal ini disebabkan tidak adanya reformasi struktural, bersama Prabowo-Sandi saya yakin (bisa), karena Pak Prabowo orangnya sangat tegas dan berani akan mengadakan pemerintahan yang kuat," kata mantan Wagub DKI.

Sandiaga mengatakan, bila reformasi struktural dilakukan maka ekonomi akan tumbuh dan UMKM akan berkembang, juga bisa mendorong ekspor kembali lagi terevitalisasi.

Kemudian impor dikurangi terutama migas yang sekarang mendominasi dan lebih berpihak dengan kebijakan konsumsi serta investasi diyakini ekonomi tumbuh 6,5 persen.

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Prediksi Ekonomi RI 2019

Ekonomi Indonesia diproyeksikan tumbuh 5,2 persen pada 2019. Kemudian pertumbuhan ekonomi itu mencapai 5,3 persen pada 2020.

Hal itu disebutkan dalam laporan ekonomi tahunan ADB yaitu Asian Development Outlook (ADO) 2019.

Berdasarkan laporan baru Asian Development Bank (ADB) itu, ekonomi Indonesia masih akan ditopang dari kuatnya permintaan domestik.

"Dengan dukungan dari manajemen makroekonomi yang solid dan permintaan domestik yang kuat, momentum pertumbuhan Indonesia diharapkan berlanjut secara sehat," ujar Direktur ADB untuk Indonesia, Winfried Wicklein, seperti dikutip dari laman ADB, Kamis (4/4/2019).

Lebih lanjut ia menuturkan, untuk lebih lanjut mendorong pertumbuhan berkelanjutan dan inklusif diperlukan fokus yang berkesinambungan pada peningkatan daya saing, pengembangan sumber daya manusia (SDM) dan penguatan ketangguhan.

ADO mengulas, investasi domestik yang kuat dan konsumsi domestik yang baik mampu mengimbangi pertumbuhan ekspor lebih lemah pada 2018, sehingga memungkinkan ekonomi Indonesia tumbuh 5,2 persen.

Investasi yang kuat didorong terutama proyek infrastruktur publik di transportasi dan energi. Pertumbuhan sektor industri terakselerasi seiring meningkatnya keluaran dari pertambangan. Selain itu, ekspor seperti pakaian jadi dan alas kaki juga menguat.

ADO menyebutkan pertumbuhan pada 2019 dan 2020 kemungkinan terjadi di berbagai sektor.

Sejumlah proyek infrastruktur publik utama, baik yang sudah selesai dan dalam tahap penuntasan, memberikan fondasi kuat bagi peningkatan investasi swasta.

Perbaikan terhadap iklim investasi seperti perampingan administrasi pajak dan penyederhanaan perizinan usaha diyakini akan makin mendukung sentimen positif investor.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya