Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus melanjutkan pembangunan Bendungan Pidekso di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Proses konstruksi bendungan itu sempat tertunda selama tiga tahun.
Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono menuturkan, penandatanganan kontrak pembangunan bendungan ini sebenarnya telah dilakukan sejak Februari 2015. Namun, baru bisa dimulai pengerjaan fisiknya Maret 2018 lantaran kendala pengadaan lahan.
"Saat ini progresnya sudah menggembirakan, sudah sekitar 49 persen dan ditargetkan selesai pada tahun 2021," ungkap dia lewat keterangan tertulis, Jumat (5/4/2019).
Baca Juga
Advertisement
Bendungan yang berada di hulu Sungai Bengawan Solo ini dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air.
Kendala pengadaan lahan dalam konstruksi Bendungan Pidekso ini pun perlahan teratasi, dengan catatan 1.333 dari total 1.634 bidang tanah kini tuntas dibebaskan.
Pembebasan lahannya menggunakan dana talangan sebesar Rp 416 miliar, serta sisanya dengan dana Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Biaya Pengerjaan
Sedangkan biaya pengerjaan yang dilakukan PT PP selaku kontraktor pelaksana bergantung pada APBN senilai Rp 436 miliar.
Adapun bendungan multifungsi ini direncanakan mampu mengairi area irigasi seluas 1.500 hektare (ha). Air irigasi dari bendungan akan meningkatkan intensitas tanam dari 133 persen (2.000 ha) menjadi 240 persen (3600 ha).
Selain itu, bendungan ini pun bermanfaat untuk pengendali banjir, sebagai lahan konservasi hingga tempat wisata. Daya tampung Bendungan Pidekso sebesar 25 juta meter kubik dengan ketinggian 44 meter dari dasar sungai.
"Bendungan ini juga sebagai sumber air baku 300 liter per detik untuk Wonogiri, Sukoharjo, Solo, dan sekitarnya. Sudah siap untuk kita pasang pipanya," ujar dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement