Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Hortikultura menggelar operasi pasar untuk produk bawang merah dan bawang putih di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta. Dalam operasi pasar ini, bawang merah diberi harga Rp 20 ribu per kg, sedangkan bawang putih dikenakan harga Rp 18 ribu per kg.
Kepala Subdirektorat Tanaman Obat Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian, Wiwi Sutowo menyampaikan, kegiatan ini merupakan bentuk perhatian pemerintah untuk menstabilkan harga bawang merah dan bawang putih yang sempat melonjak di pasaran.
"Ini untuk menstabilkan harga kemarin. Sekarang kan musim hujan, petani panennya jadi mundur," ujar dia di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Baca Juga
Advertisement
Adapun dalam kesempatan ini, Kementerian Pertanian menyiapkan dua unit truk yang masing-masing membawa 7 ton bawang merah dan bawang putih, atau setara 350 karung yang tiap karungnya seberat 20 kg.
Selain di Jakarta, Kementan juga melakukan operasi pasar untuk produk bawang merah dan bawang putih di Surabaya, dengan besaran stok yang disediakan sekitar 24 ton.
Wiwi meneruskan, Kementan mempersilakan masyarakat atau pihak pedagang yang hendak membeli bawang merah dan bawang putih pada operasi pasar kali ini. Dengan syarat, masing-masing orang dibatasi pembeliannya sebanyak 5 karung.
"Kita laksanakan operasi pasar untuk masyarakat atau pedagang yang mau mendaftar. Maksimal 5 karung per orang. Nanti akan dicatat sebelum mendapatkan barang, nomor handphone-nya berapa, harus jelas alamatnya. Nanti itu semua akan dicatat," tegasnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tiket Pesawat, Bawang Putih dan Bawang Merah Penyebab Inflasi Maret
Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kecuk Suhariyanto mengatakan, kenaikan tarif tiket pesawat menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen. Sehingga secara keseluruhan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen sepanjang Maret 2019.
"Untuk kelompok transportasi dan jasa keuangan menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen. Komoditas yang memberikan andil tarif angkutan udara sebesar 0,03 persen," ujar Suhariyanto di Kantornya, Jakarta, pada Senin 1 April 2019.
BACA JUGA
Suhariyanto mengatakan, sejak awal tahun tarif angkutan udara mengalami kenaikan yang tidak biasa. Hal tersebut menyebabkan beberapa daerah di Indonesia mengalami inflasi seperti Ambon.
"Angkutan udara mengalami kenaikan yang tidak biasa. Kalau saya bisa simpulkan, Inflasi Maret 2019 sebesar 0,11 persen. Penyebab utamanya bawang merah, bawang putih dan tarif angkutan udara," jelasnya.
Suhariyanto berharap pemerintah dapat mengendalikan harga tiket pesawat agar tidak mengakibatkan gejolak pengeluaran yang cukup besar. Mengingat saat ini, Kemenhub baru saja menerbitkan aturan baru soal pengaturan batas bawah tarif.
"Tarif angkutan udara menjadi perhatian, karena mengalami kenaikan yang tidak biasa. Tetapi kita berharap dapat segera stabil, apalagi saat ini Kementerian Perhubungan sudah mengeluarkan aturan tarif bawah tiket pesawat," tandasnya.
Advertisement