Liputan6.com, Jakarta - PT Angkasa Pura I (Persero) bersama kontraktor tengah mempercepat pembangunan Bandara Kulon Progo atau yang disebut New Yogyakarta International Airport (NYIA).
Direktur Pemasaran dan Pelayanan AP I Devy Suradji mengatakan, sampai saat ini Angkasa Pura I masih menunggu verifikasi oleh Direktorat Jendral Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan mengenai kesiapan bandara tersebut.
"Penyelesaian oleh kontraktor untuk International operation di bulan April sesuai Perpres. Namun full operation menjelang akhir tahun," kata Devy kepada Liputan6.com, Jumat (5/4/2019).
Memang, dalam Perpres, rencananya pada April ini sebagian pelayanan dan operasi NYIA mulai beroperasi. Hanya saja masih terbatas untuk penerbangan internasional.
Baca Juga
Advertisement
Hingga akhir Februari lalu, kemajuan pembangunan NYIA sudah mencapai 53 persen.
Sedangkan jika nanti terminal internasional dioperasikan, fasilitas sisi udara meliputi landasan pacu, rapid taxiway 1, holding bay 1, paralel taxiway, exit taxiway, dan apron harus sudah rampung 100 persen.
Demikian juga dengan fasilitas sisi darat seperti gedung terminal dan gedung penunjang lainnya juga harus sudah tuntas 100 persen.
Bulan ini, ditargetkan akan terbangun terminal seluas 12.000 meter persegi (m2), runway sepanjang 3.250 meter x 45 meter, 4 unit garbarata, serta area parkir yang mampu menampung hingga 500 kendaraan.
Barulah pada akhir 2019 pembangunan NYIA fase 1 akan selesai 100 persen dengan terminal seluas 210.000 m2 dan berkapasitas 14 juta penumpang per tahun atau 9 kali lebih besar dari kapasitas Bandara Adisutjipto.
"Untuk penerbangan perdananya baru bisa setelah sudah dapat Go dari MoT dan dari Airline-nya," pungkas Devy.
AP I Siapkan Gerai Khusus untuk UMKM di Bandara NYIA
Sebelumnya, PT Angkasa Pura I (Persero) menyiapkan lokasi khusus di Bandara Internasional Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/NYIA), Kulon Progo untuk UMKM. Ini sebagai bentuk dukungan terhadap usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Pada tahap awal pengoperasian terminal internasional NYIA nanti, Angkasa Pura I menyediakan lima titik gerai UMKM yang masing-masing berukuran 1,5 meter persegi dan satu gerai berukuran 50 meter persegi yang tersebar di area boarding lounge.
Angkasa Pura I menggandeng Dinas Koperasi dan UMKM (Diskop UMKM) Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dalam menentukan UMKM dan produk apa saja yang akan ditampilkan di gerai-gerai tersebut.
"Gerai UMKM ini akan memprioritaskan produk-produk lokal DIY. Untuk pembagian gerai, dua titik dialokasikan untuk UMKM Kulon Progo dan sisanya akan kami seleksi untuk UMKM DIY dan kabupaten sekitarnya," ungkap Kepala Dinas Koperasi dan UMKM DIY Srie Nurkyatsiwi, seperti dikutip dari keterangan tertulis, Sabtu (9/3/2019).
BACA JUGA
"Semua akan dilakukan kurasi produk dan evaluasi sesuai tata kelola yang ditentukan. Khusus UMKM yang bergerak di bidang kuliner, wajib memiliki izin PIRT, sertifikat halal, dan lolos uji BPOM," lanjutnya.
Ia menambahkan, saat ini sudah ada 190 produk unggulan binaan Diskop UMKM DIY yang berpotensi masuk NYIA, yaitu dari kerajinan (batik, kayu, kulit, perak, kontemporer), fashion (hijab, baju, tas, sepatu, sandal), dan kuliner (makanan dan minuman kemasan).
Sementara itu, Direktur Pemasaran dan Pelayanan Angkasa Pura I Devy Suradji mengatakan, produk UMKM akan terbagi menjadi food, craft, dan fashion yang akan mengisi gerai-gerai yang disediakan Angkasa Pura I di area keberangkatan NYIA selama operasional terminal internasional hingga bandara ini siap beroperasi penuh pada akhir 2019.
"Kami berharap melalui gerai khusus UMKM di NYIA ini dapat meningkatkan upaya promosi dan pemasaran bagi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah serta meningkatkan kegiatan perekonomian masyarakat di Kabupaten Kulon Progo maupun Provinsi DIY," ucap Devy.
Sebagai BUMN yang mempunyai tanggung jawab sebagai agen pembangunan, lanjut Devy, upaya yang dilakukan Angkasa Pura I ini merupakan salah satu komitmen untuk turut memajukan perekonomian masyarakat di sekitar bandara.
"Inisiatif ini semoga dapat membantu mengenalkan produk UMKM DIY dan Kulon Progo kepada dunia melalui NYIA," harap Devy.
Advertisement