4 Pengakuan Ma'ruf Amin soal Silsilah Keluarganya

Ma'ruf Amin juga menyebut dirinya memiliki darah Sunda dari Sumedang, Jawa Barat.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 05 Apr 2019, 17:05 WIB
Cawapres Ma'ruf Amin di kediamannya, Jalan Situbondo, Jakarta, Senin (7/1/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Presiden (Cawapres) Ma'ruf Amin gencar berkampanye ke berbagai daerah. Meski usianya sudah sepuh, ia terus berkeliling Indonesia.

Pasangan calon presiden (capres) Joko Widodo atau Jokowi itu juga kerap menyebut keturunan sesepuh yang berada di wilayah tertentu.

Salah satunya saat sedang berkampanye di Madura, Jawa Timur, Ma'ruf Amin mengaku dirinya seakan pulang kampung. Ia menuturkan masih punya garis keturunan Arosbaya.

Selain itu, Ma'ruf Amin juga menyebut dirinya memiliki darah Sunda dari Sumedang, Jawa Barat. Padahal, ia sendiri merupakan keturunan dari Syaikh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani.

Berikut penuturan Ma'ruf Amin mengenai garis keturunannya saat berkampanye dihimpun Liputan6.com:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


1. Keturunan Madura

Cawapres KH Ma'ruf Amin berkampanye di Madura. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Calon Wakil Presiden Ma'ruf Amin menuturkan masih punya garis keturunan Arosbaya. Di mana leluhurnya bernama Kiai Demang Plakaran, salah satu raja di Bangkalan, yang mempunyai anak bernama Raden Kiai Pragalbo. Raden Pragalbo memiliki keturunan bernama Zuhra Pradoto Jambringin yang menurunkan Nyai Narantoko.

Omongan Ma'ruf tersebut dilontarkan saat menghadiri peringatan Hari Santri Nasional ke-2 bersama ulama se-Madura di Pondok Pesantren Hidayatulloh Al Muhajirin, Arosbaya Bangkalan, Madura, Jumat, 19 Oktober 2018.

"Saya merasa seakan kembali ke kampung halaman," ujarnya.

Ma'ruf Amin pun melanjutkan kisahnya. Nyai Narantoko diperistri oleh Raja Sumedang Larang, Geusan Ulun. Nyai Narantoko kemudian diberi gelar Nyai Ratu Arusbaya atau Harisbaya.

"Dari situlah lahir mbah-mbah saya, terus ke saya. Saya punya darah Madura dan darah Arosbaya. Dan lahirnya di Banten. Jadi, hari ini saya pulang kampung dan disambut dengan meriah," ucap Ma'ruf Amin.

 


2. Keturunan Banten

Calon wakil presiden Ma'ruf Amin, mendapatkan dukungan dari ulama Banten K.H. Abuya Muhtadi Dimyathi di Pilpres 2019.

Bendera merah putih raksasa berukuran 10 X 20 meter dibentangkan oleh anggota Barisan Ansor Serbaguna (Banser) di Alun-alun Barat Kota Serang, Banten, diiringi dengan lagu Indonesia Raya.

Bendera merah putih raksasa itu dikibarkan saat silaturahmi Banten Bersatu untuk Indonesia, yang dihadiri Ma'ruf Amin dengan ribuan ulama, santri, dan masyarakat Banten.

"Masyarakat Banten itu rindu sama Abah, seolah-olah Abah ini mau datang ke Banten sulit," kata KH Puji, ketua panitia silaturahmi Banten Bersatu untuk Indonesia, dalam sambutannya, Minggu, 3 Maret 2019.

Bendera merah putih raksasa yang dibentangkan, menandakan persatuan nasional tidak bisa digantikan oleh apa pun, termasuk kontestasi Pilpres.

Hujan yang turun di Kota Serang sejak semalam pun tidak menyurutkan masyarakat Banten untuk mendengarkan tausiyah dan bersilaturahmi dengan KH Ma'ruf Amin yang merupakan keturunan dari Syekh Nawawi Al-Bantani, ulama besar asal Banten yang pernah menjadi imam besar Masjidil Haram.

Buyutnya KH Ma'ruf Amin, Syekh Nawawi Al-Bantani, merupakan penulis berbagai kitab atau buku yang hingga kini masih digunakan oleh pesantren dan lembaga pendidikan di Indonesia maupun dunia.

Ia juga merupakan cicit Syaikh Nawawi, ulama besar asal Banten yang pernah menjadi Imam Masjidil Haram di Mekah, Saudi Arabia.

"Masyarakat Banten ingin mendengarkan tausiyah dari Abah," terangnya.

Keahlian dalam bidang agama dan kemampuannya di ilmu akademisi, menurun dari buyutnya ke Kiai Ma'ruf dengan pemikiran ekonomi Islam dan produk halalnya, yang tidak hanya di akui secara nasional, namun juga dunia.

Salah satunya memajukan perekonomian dan kemandirian para santri di pondok pesantren (ponpes).

"Beliau satu-satunya tokoh Banten yang menasional dan men internasional," ujarnya.

 


3. Leluhur dari Jombang

Kampanye di Bogor, Ma'ruf Amin Pakai Hoodie dan Sarung. (Ahda Bayhaqi/Merdeka)

Ma'ruf Amin berziarah ke makam Sayyid Sulaiman di Desa Mancilan, Mojoagung, Jombang, Jawa Timur, Senin, 18 Maret 2019 selepas berkunjung ke Pondok Pesantren Al Islam Babussalam Jombang.

"Saya melakukan ziarah ini sebab Sayyid Sulaiman itu adalah leluhurnya saya. Beliau keturunan dari Maulana Syarif Hidayatullah," ujar Ma'ruf.

Ketua Umum MUI itu ditemani sang istri Wury Estu Handayani beserta rombongan para pendamping kiai. Ma'ruf terlihat khusyuk memanjatkan doa di depan makam yang dikelilingi pagar besi. Dia memimpin langsung doa yang diikuti istri beserta rombongan.

Ma'ruf menghabiskan waktu kurang lebih 30 menit di sana. Saat kembali ke kendaraan dari makam yang terletak di bagian belakang kompleks pemakaman di bawah naungan Yayasan Assulaimaniah, Mojoagung Jombang, Ma'ruf dihampiri warga sekitar, termasuk jamaah masjid.

Pendamping petahana Jokowi itu banyak warga meminta salaman hingga foto bersama. Mereka juga mendoakan Mustasyar PBNU itu agar diberikan kesuksesan bisa menduduki kursi RI 2.

"Sukses ya Pak Kiai," ucap warga yang diamini sejumlah warga lainnya.

 


4. Keturunan Prabu Siliwangi

Cawapres 01, Ma'ruf Amin, saat dikukuhkan sebagai sesepuh Sunda. (Liputan6.com/Putu Merta Surya Putra)

Ma'ruf Amin menyebut bahwa dirinya memiliki darah Sunda. Bahkan, ia mengatakan bahwa dirinya keturunan Prabu Siliwangi.

Hal tersebut disampaikan Ma'ruf dalam kampanye terbuka di Lapangan Cihuni, Cimaragas, Garut, Jawa Barat, Kamis, 4 April 2019.

"Saya memiliki darah Sunda dari Sumedang. Kalau diurutkan silsilahnya dari Prabu Siliwangi. Berarti saya mewakili orang Sunda," ungkap Ma'ruf.

Ma'ruf pun mengajak warga Jawa Barat memilih dirinya dan Joko Widodo atau Jokowi pada pilpres, 17 April 2019 mendatang. Menurut Ma'ruf, sudah sewajarnya orang Sunda memilih pemimpin yang berasal dari keturunan dan daerah yang sama.

"Mau dukung saya apa tidak? Janji? Pasti? Jadi kalau orang Sunda tidak pilih orang Sunda, kabina-bina sia? (Keterlaluan). Orang Sunda kudu ngahiji di nomor hiji (Orang Sunda harus bersatu di nomor satu)," ucap Ma'ruf.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya