Liputan6.com, Jakarta - Plastik sekali pakai merupakan masalah besar di dunia. Kampanye besar-besaran untuk mengurangi pemakaian plastik dalam kehidupan sehari-hari ramai digaungkan. Aksi nyata pun dilakukan, tak terkecuali yang dilakukan Hotel Melia Bali.
Pihak hotel yang berlokasi di kawasan Nusa Dua, Bali, itu berinisiatif menggunakan sedotan berbahan dasar singkong dan jagung menggantikan sedotan plastik yang selama ini digunakan. Pada pemukaan sedotan berwarna hitam tersebut tertulis kalimat #IAMNOTPLASTIC sebagai pernyataan bahwa sedotan tersebut lebih ramah lingkungan.
Baca Juga
Advertisement
Dewi Karmawan, Director of Marketing Communication Melia Bali menerangkan penggantian material sedotan didasarkan pada studi yang menyebut sampah sedotan plastik yang dihasilkan di Indonesia mencapai 93,2 juta unit per tahun. Di sisi lain, Bali sebagai destinasi wisata dunia juga terimbas polusi sampah plastik tersebut.
"Kurang lebih 320.000 straw atau 640 kg dihasilkan Melia Bali setiap tahun," kata Dewi melalui surat elektronik kepada Liputan6.com, beberapa waktu lalu.
Pihaknya memilih sedotan berbahan singkong dan jagung sebagai pengganti sedotan plastik karena lebih tahan lama dibandingkan sedotan kertas, walau biaya yang dikeluarkan lebih tinggi. Sedotan tersebut tersedia otomatis bagi semua jenis minuman yang membutuhkannya.
Diet Plastik ala Melia Bali
Program diet penggunaan plastik tak berhenti pada mengubah penggunaan material sedotan. Melia Bali juga menghentikan penggunaan botol air kemasan untuk para tamu, dan menggantinya dengan menawarkan botol minum aluminium yang bisa digunakan berulang kali.
Untuk mendapatkannya, para tamu bisa membeli di hotel. Tetapi bila tak berminat membeli, Anda bisa menggunakan gelas yang tersedia di kamar untuk minum dari galon yang disediakan di beberapa sudut hotel.
Ide diet plastik lainnya yang bisa ditiru adalah menggunakan kain untuk melapisi bagian dalam tempat sampah di kamar tamu, menggunakan material yang lebih ramah lingkungan untuk kotak bekal, hingga menggunakan eco cup alih-alih gelas plastik di tempat spa, kid's club hingga ruang olahraga.
Advertisement
Sabet Penghargaan
Dewi juga menyebut pihaknya tak lagi menyediakan butter dalam kemasan kecil, melainkan ditaruh di piring keramik secara massal. Tujuannya untuk mengurangi sampah plastik dari kemasan butter.
Bahkan, tukang kebun kini tak lagi menggunakan kantung sampah plastik untuk menampung dedaunan atau sampah kebun lainnya. Pihak hotel memanfaatkan sarung bantal bekas untuk menggantikan fungsi kantung plastik.
"Sejauh ini para tamu mensupport program ramah lingkungan yang kami jalankan di sini," katanya.
Bahkan, program keberlangsungan yang dijalankan Melia memperoleh sejumlah penghargaan, termasuk UNWTO EarthCheck Master Achievement Award pada 2018. Jadi, Anda mau praktikkan salah satu program ini di rumah? (Fairuz Fildzah)
Saksikan video pilihan di bawah ini: