Pesan Menteri Susi di Tahun Terakhir Masa Jabatan

Menteri Susi Pudjiastuti percaya peran masyarakat menjaga laut akan lebih besar dampaknya pada ekosistem.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 06 Apr 2019, 19:10 WIB
Menteri KKP, Susi Pudjiastuti (tengah) saat berbicara pada talkshow Mari Jaga Laut Masa Depan Bangsa di Hall B JCC, Jakarta, Sabtu (6/4). Menteri Susi menghimbau masyarakat, khususnya komunitas pecinta laut untuk terus menjaga keberlangsungan kehidupan di laut. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyampaikan pesan pada tahun terakhirnya sebagai Menteri. Ia mengingatkan jabatannya berakhir pada Oktober mendatang. Pada tahun pamungkas ini, ia memberikan pesan sederhana kepada masyarakat.

"Saya menitipkan ke Anda semua, tetap jaga laut untuk masa depan bangsa kita. Masa depan itu untuk anak cucu, cicit, anak-anak kita. Anda semua bisa," ucap Susi pada acara Deep and Extreme Indonesia, Sabtu (6/4/2019) di JCC, Jakarta.

Sejumlah prestasi yang Susi sebut selama ia menjabat adalah biomassa laut Indonesia naik 300 persen dibandingkan tahun 2014. Stok ikan yang tadinya di 2014 hanya 7 juta ton, tahun 2016 naik menjadi 12,5 juta ton, dan Susi mendapat kabar bulan depan sudah di atas 13 juta ton.

"Neraca perdagangan perikanan Indonesia juga sejak tahun 2015 untuk pertama kali sejak Indonesia berdiri jadi nomor satu di Asia Tenggara," ucap Susi Pudjiastuti. "Juga konsumsi ikan yang 36 kilogram per tahun pada 2014 menjadi 50 kilogram per tahun," lanjutnya.

Dalam acara ini Susi turut berbicara pada komunitas pecinta laut, baik untuk olahraga atau rekreasi. Ia meminta agar para komunitas bisa merawat dan memantau kualitas ekosistem laut selain menikmatinya.

Susi yakin para komunitas itu bisa menjaga lautan. Menurutnya, peran lautan pada ekonomi Indonesia sangat besar. Ini terbukti dari capaian Indonesia sebagai pemasok ikan tuna terbesar di dunia.

"Anda semua menjadi community, bagian laut itu sendiri. Tolong dijaga dari apapun, dari siapapun, yang akan merusak dan menunggu kesehatan, keproduktifan, dan keindahan daripada lautan indonesia," tegas Susi Pudjiastuti.

Susi percaya peran masyarakat menjaga laut akan lebih besar dampaknya pada ekosistem. Dengan begitu, Indonesia tak perlu polisi lingkungan, karena semua di lingkungan adalah individu-individu yang peduli pada ekosistem.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Menteri Susi Sindir Kaum Elite yang Anti Penenggelaman Kapal

Menteri KKP, Susi Pudjiastuti jelang berbicara pada talkshow Mari Jaga Laut Masa Depan Bangsa di Hall B JCC, Jakarta, Sabtu (6/4). Menteri Susi menghimbau masyarakat, khususnya komunitas pecinta laut untuk terus menjaga keberlangsungan kehidupan di laut. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyindir kalangan elite yang meragukan tindakannya dalam menenggelamkan kapal pencuri ikan. Susi pun mengapresiasi mereka yang mendukung kebijakannya.

"Waktu awal saya hentikan kapal ikan asing, saya tenggelamkan kapal pencuri ikan, semua pada kritik, apriori, sentimen, tapi yang mendukung lebih banyak," ujar Susi.

Sikap elit yang meragukan penenggelaman kapal disebut Susi tidak pantas di Indonesia. Pasalnya, sikap skeptis akan menghambat pembangunan negara. 

"Tapi ada elit yang skeptis. Scepticism ini adalah penyakit yang tak boleh ada dalam sebuah bangsa yang membangun," ujarnya.

Neraca perdagangan ikan di Indonesia juga melesat menjadi nomor satu di ASEAN untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia. Ini tak terlepas dari upaya Kementerian KKP dalam memberantas illegal fishing.

Susi Pudjiastuti menyebut ketegasan melawan kapal pencuri ikan telah berbuat manis, yakni meningkatkan produksi ikan tuna di Indonesia. Sekarang Susi menyebut Indonesia merupakan pemasok tuna terbesar di dunia.

"Selama 4,5 tahun kita pakai komitmen tegas, disiplin, akhirnya indonesia sebagai pemasok tuna terbesar di dunia," ucap Susi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya