Liputan6.com, Sidoarjo - Menteri BUMN Rini Soemarno berambisi LinkAja mampu kalahkan Alipay sebagai aplikasi pembayaran. Hal ini dilihat dari jumlah penduduk Indonesia dan peningkatan literasi keuangan. LinkAja merupakan gabungan dari berbagai layanan uang digital BUMN yang berganti wajah menjadi satu dalam LinkAja.
LinkAja merupakan bentuk komitmen dari BUMN dalam menghadirkan layanan keuangan elektronik yang lebih baik dan lengkap bagi masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan jaringan bisnis kredibel milik BUMN.
Baca Juga
Advertisement
"LinkAja adalah sistem pembayaran elektronik yang dikeluarkan Telkom sama Himbara, Pertamina, Pegadaian. Kita semua harus pakai LinkAja, tidak boleh kalah dengan Alipay," kata Rini di Sidoarjo, Minggu (7/4/2019).
LinkAja ini merupakan salah satu rencana Rini selama memimpin BUMN dalam menghadirkan sistem pembayaran yang eifisien dan mengurangi ketergantungan dengan sistem luar negeri seperti diantaranya Visa dan Mastercard.
Dengan jumlah penduduk sekarang lebih dari 250 juta jiwa dan diperkirakan sepuluh tahun ke depan akan mencapai 350 juta jiwa, penetrasi LinkAja dinilai sangat terbuka lebar.
"Ke depan kita bisa 350 juta jiwa, ke mana-mana kita harus mampu mempunya sistem keuangan sendiri, jadi Insy Allah dengan LinkAja kita mulai dengan BUMN, keluarga BUMN semua harus pakai LinkAja," tambahnya.
Saat ini LinkAja masih soft launching. Rencananya, LinkAja ini akan diluncurkan resmi oleh Presiden RI Joko Widodo pada 13 April 2019 saat puncak HUT Kementerian BUMN.
Fakta Tentang Dompet Digital BUMN LinkAja
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kini telah memiliki layanan dompet digital yang diberi nama LinkAja. Ini merupakan gabungan dari berbagai layanan uang digital BUMN yang sebelumnya sudah ada.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno menyambut optimistis buah karya beberapa perusahaan pelat merah tersebut.
Baca Juga
Bahkan dia berharap dompet digital ini terus membesar. "Insya Allah, ini jadi Unicorn baru pelat merah," tutur Rini Soemarno pada Sabtu (9/3/2019).
LinkAja bakal menyediakan berbagai layanan, seperti pembayaran tagihan (listrik, PDAM, BPJS, internet); transaksi di merchant seperti Pertamina, pembayaran moda transportasi, hingga pembelian online.
Berikut beberapa fakta keberadaan dompet digital LinkAja, seperti dirangkum Liputan6.com, Senin (1/4/2019):
1. Gabungan Uang Digital BUMN
LinkAja merupakan gabungan dari uang digital beberapa BUMN. Ini antara lain PT Bank Mandiri Tbk (e-Cash), PT Bank Rakyat Indonesia atau BRI (TBank), dan Bank Negara Indonesia atau BNI (UnikQu). Kemudian Telkomsel dengan layanan T-Cash dan T-money.
Sebelumnya Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Maryono, sebagai Ketua Himbara memastikan bahwa tanggal 1 Maret 2019 LinkAja sudah dapat dipergunakan oleh penguna uang elektronik bank-bank yang tergabung dalam Himbara.
Ini karena pemindahan saldo dari akun uang elektronik milik bank Himbara ke LinkAja akan dimulai pada 1 Maret 2019.
2. Pemegang Saham
Hingga saat ini, saham LinkAja terbesar dipegang Telkomsel sebesar 25 persen. Kemudian Bank Mandiri, BNI dan BRI memegang saham masing-masing 20 persen.
Adapula BTN dan Pertamina memegang masing-masing 7 persen dan Jiwasraya memegang 1 persen saham.
Advertisement
3. Perusahaan Naungan
Adapun LinkAja berada pada naungan PT Fintek Karya Nusantara yang akan resmi meluncurkan layanan dompet digital (e-Wallet) terbaru LinkAja pada 13 April 2019.
Direktur PT Finarya, Danu Wicaksana mengungkapkan keberadaan LinkAja untuk menghadirkan layanan keuangan elektronik yang lebih baik dan lengkap bagi masyarakat Indonesia dengan memanfaatkan jaringan bisnis kredibel milik BUMN.
Dia menjelaskan, dengan adanya sinergi tersebut pengguna tidak perlu khawatir. Sebab layanan yang didapat justru akan semakin luas dari sebelumnya.
"Tentu saja kita melihatnya di dalam kerangka lebih luas, bahwa konsumen akan mendapatkan lebih banyak keuntungan dan kemudahan dari sinergi BUMN ini. Sementara itu bagi BUMN sendiri jadi bisa lebih efisien dan efektif mengelola produk keuangan elektronik dalam satu platform," jelas dia.
Selain itu, dia menyatakan tidak ada perbedaan yang signifikan antara LinkAja dengan layanana-layanan sebelumnya.