Lagi, Apple Bajak Ahli Kecerdasan Buatan Google

Apple dilaporkan telah merekrut salah satu ahli kecerdasan buatan Google untuk bergabung dalam timnya.

oleh Agustinus Mario Damar diperbarui 08 Apr 2019, 10:00 WIB
Kantor Apple

Liputan6.com, Jakarta - Apple dilaporkan telah merekrut salah satu peneliti top Google di bidang kecerdasan buatan, yakni Ian Goodfellow. Informasi ini diketahui dari laporan CNBC beberapa waktu lalu.

Dikutip dari The Verge, Senin (8/4/2019), kepindahan Goodfellow dipastikan dari profile LinkedIn miliknya. Dari informasi tersebut diketahui bahwa Goodfellow kini telah bergabung di Apple sebagai director machine learning di kelompok Special Projects.

Perlu diketahui, ini bukan pertama kali Apple merekrut petinggi Google dalam kecerdasan buatan. Tahun lalu, Apple mengumumkan telah merekrut mantan kepala tim pencarian dan kecerdasan buatan Google, John Giannandrea.

Goodfellow sendiri memang bukan nama yang asing di bidang kecerdasan buatan. Selain pernah bergabung dengan Google, dia juga sempat bekerja di laboratorium OpenAI yang didirikan oleh Elon Musk.

Sebagai informasi, Apple memang sudah cukup lama terjun dalam pengembangan kecerdasan buatan. Perusahaan yang berbasis di Cupertino ini biasanya memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mendukung produk besutannya, mulai dari fitur pengenalan wajah hingga fotografi.

Lantas, apa peran Goodfellow dalam tim ini? Hingga sekarang, belum ada bocoran seperti apa peran pria berusia 34 tahun itu di Apple. Namun, Goodfellow merupakan kreator sistem generative adversarial network atau GAN.

GAN sendiri dikenal sebagai sistem kecerdasan buatan yang dapat menggubah gambar, video, audio, hingga teks yang sebenarnya tidak ada di dunia nyata menjadi sesuatu dengan tampilan visual nyata.

Kendati demikian, belum dapat dipastikan seperti apa nantinya peran Goodfellow dalam Apple. Akan tetapi, mengingat latar belakangnya, ada kemungkinan dia akan membantu memperkuat layanan asisten virtual Siri. 


Reputasi Apple Terancam Gara-Gara Batalkan AirPower

CEO Apple Tim Cook dan Chief Design Officer Jonathan Ive melihat produk baru Apple di Apple Headquarters, Cupertino, California (12/9) (AP Photo/Marcio Jose Sanchez)

Terlepas dari kabar itu, Apple juga sebelumnya baru saja membuat pengumuman mencenangkan, yakni perusahaan memutuskan batal memproduksi AirPower.

Laporan pertama datang dari TechCrunch, di mana Senior Vice President of Hardware Engineering Apple, Dan Ricco, meminta maaf dan menyatakan bahwa AirPower tidak memenuhi standar Apple.

AirPower sendiri telah diperkenalkan pada 12 September 2017, berbarengan dengan pengumuman iPhone X, iPhone 8, dan iPhone 8 Plus.

AirPower sendiri dijadwalkan akan rilis pada tahun depannya, yakni 2018. Namun sepanjang tahun lalu tak ada kabar soal AirPower.

Apple awalnya masih memiliki harapan atas gadget ini. Diawali dengan adanya gambar terbaru dari AirPower yang sedang mengecas iPhone XS dari website Apple Australia. Di kotak AirPods terbaru pun, terdapat diagram yang menunjukkan cara mengecas AirPods di AirPower.

Namun, semua itu sirna ketika Apple secara resmi membatalkannya dan kita tak akan pernah lagi melihat AirPower.


Mengapa AirPower Tak Penuhi Standar Apple?

Tim Cook, CEO Apple saat berkunjung ke Apple Store 3 November 2017 di Palo Alto, California. (Doc: Gettyimage)

Sesuai pernyataan Dan Riccio yang menyebut, "meski setelah banyak sekali upaya, AirPower tidak memenuhi standar tinggi Apple," tentu ada permasalahan di balik hal tersebut.

Usut punya usut, Apple mengungkap permasalahan terjadi di 3D coil yang ada di dalam pad AirPower.

Apple memperkenalkan desain yang cukup ambisius dengan konsep charger nirkabel, di mana bisa mengecas tiga produk berbeda sekaligus.

Tentu ketika coil atau gulungan kawat yang kita kenal di charger nirkabel terlalu dekat satu sama lain, charger sekaligus gadget bisa overheat dan pada situasi buruk bisa meledak. 

(Dam/Isk)

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya