Menelisik Mutilasi Guru Tari di Kediri Melalui Teman Korban

Polres Kediri Kota memeriksa sembilan saksi terkait kasus dugaan mutilasi Budi Hartanto (27), warga kelurahan tamanan Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 07 Apr 2019, 19:25 WIB
Ilustrasi Pembunuhan (iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Polres Kediri Kota memeriksa sembilan saksi terkait kasus dugaan mutilasi Budi Hartanto (27), warga kelurahan tamanan Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Kesembilan orang yang diperiksa ini diduga adalah teman korban.

Mereka diperiksa di ruang unit secara bergantian oleh penyidik.

Kasat Reskrim Polres Kediri Kota AKP Andi Purnomo mengatakan, mereka diduga tahu soal keseharian korban dan tidak menutup kemungkinan ada yang mengetahui pembunuhan serta mutilasi Budi Hartanto.

Dia menyampaikan, pemeriksaan saksi-saksi masih terus berjalan dan ia memperkirakan sekarang sudah ada sembilan saksi yang diperiksa untuk dimintai keterangan.

"Sementara berapa ya? Mungkin sembilan. Persinya kita belum tahu, karena berjalan terus," tutur AKP Andi Purnomo, Sabtu 6 April 2019.

Pada dugaan pembunuhan dan mutilasi ini, pihak Polres Kediri Kota bertugas untuk mem-back up penanganan kasusnya bersama Polres Kediri dan Polres Blitar Jawa Timur.

Ia belum bisa menyampaikan secara penuh perkembangan penyelidikan perkara ini. "Perkembangan mohon bantuan dan doanya nanti kita sampaikan lebih lanjut, mungkin juga beliaunya dari Polda yang menyampaikan," kata Andi.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Awal Mula

Sebelumnya, Budi Hartanto (27) warga kelurahan Tanaman RT 8 RW 02 Kecamatan Mojoroto Kota Kediri, yang berprofesi sebagai guru tari ini ditemukan tewas di dalam koper yang ditemukan di semak-semak dekat sungai di Desa Karanggondang Kecamatan Udan Awu Blitar Jawa Timur.

Hamidah ibu kandung korban syok dan berkali-kali menangis histeris, tidak percaya jika putra sulungnya tersebut meninggal secara tragis. 

Pihak keluarga menerima kabar duka tersebut sekitar pukul 12.00 WIB. Identitas korban diketahui setelah Inafis berhasil mencocokan sidik jari korban.

Sebelum ditemukan meninggal dunia, korban sempat pamitan kepada keluarganya pada Selasa 2 April 2019. Setiap harinya, keponakannya itu memiliki kesibukan untuk buka kedai kopi di kawasan Gelanggang Olahraga Jayabaya Kediri dan melatih tari.

Saat meninggalkan rumah diduga korban sempat membawa sejumlah uang dalam jumlah cukup banyak dan laptop miliknya. Korban kemudian pergi meninggalkan rumah dengan naik sepeda motor pukul 22.55 WIB, Selasa, dan sempat aktif membuka whatsapp grup antarguru.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya