Mengenal Sosok Moise Kean, Primadona Baru Juventus

Kean langsung menjadi sorotan setelah tampil gemilang di Juventus.

oleh Rizki Hidayat diperbarui 08 Apr 2019, 11:35 WIB
Striker Juventus, Moise Kean, merayakan gol yang dicetaknya ke gawang Bologna pada laga Copa Italia di Stadion Renato Dall'Ara, Bologna, Sabtu (12/1). Bologna kalah 0-2 dari Juventus. (AP/Luca Bruno)

Turin - Juventus punya primadona baru musim ini. Dia adalah striker berusia 19 tahun, Moise Kean.

Pemuda bernama lengkap Moise Bioty Kean itu lahir dari pasangan imigran asal Pantai Gading, Biorou Jean Kean dan Isabelle. Ketika berusia empat tahun, kedua orang tuanya memutuskan berpisah.

Meski terlahir dari keluarga yang broken home dan sederhana, Moise Kean dianggap sebagai sebuah keajaiban. Terlahir pada 28 Februari 2000 di Vercelli, Italia, Kean merupakan sosok yang dinanti keluarganya, terutama sang ibu, Isabelle.

Isabelle sempat didiagnosis dokter tak bisa hamil. Sempat merasa sedih, Isabelle yang pernah bekerja di sebuah fasilitas perawatan itu, tak menyerah, Hingga akhirnya bisa hamil dan melahirkan Kean.

"Apakah Anda tahu mengapa kami memanggilnya Mose (Musa) di rumah? Karena kelahirannya merupakan keajaiban. Dokter memberi tahu jika saya tak bisa lagi memiliki anak. Saya menangis dan berdoa," tutur Isabelle kepada Tuttosport.

"Giovanni (kakak Kean) juga meminta saya seorang adik kecil. Pada suatu malam saya memimpikan Moses, dia datang membantu saya dan, empat bulan kemudian, saya hamil lagi," lanjutnya.

Hanya dibesarkan oleh sang ibu di kota Asti (55 kilometer sebelah timur kota Turin), Moise Kean menjadi anak yang sangat berbakti. Ketika direkrut Juventus, Kean langsung meminta ibunya untuk tak lagi bekerja.

"Saya bekerja di fasilitas perawatan dan terkadang bekerja di malam hari. Lalu suatu hari, dia menghubungi saya jam 17.30. Saya sedang bersiap pergi bekerja di Nizza Monferrato. Saya ketakutan, saya pikir sesuatu telah terjadi padanya," tambah Isabelle.

"Malah sebaliknya, ia berkata kepada saya, 'Mama, ada kejutan untuk Anda.' Saya menjawab, 'Jangan berkata kamu tidak bergabung dengan Juventus'. Dia berkata 'tidak Ma, saya bergabung. Anda tak perlu bekerja lagi dan Anda bisa hidup bersama saya di Turin," sambungnya.

"Kesuksesan Kean telah membayar semua pengorbanan yang saya lakukan pada masa lalu," paparnya.

 


Wonderkid di Juventus

Penyerang Juventus, Moise Kean, melakukan selebrasi usai membobol gawang AC Milan pada laga Serie A di Stadion Allianz, Turin, Sabtu (6/4). Juventus menang 2-1 atas AC Milan. (AP/Andrea Di Marco)

Bakat Kean pertama kali tercium Renato Biasi, mantan kiper Torino. Meski sempat menimba ilmu di akademi sepak bola Torino, Moise Kean justru menerima tawaran dari Juventus pada 2010.

Setelah enam musim membela tim junior, diamelakoni debutnya bersama skuat utama I Bianconeri dalam laga melawan Pescara di Serie A, 19 November 2016. Masuk menggantikan Mario Mandzukic pada menit ke-84, Kean saat itu masih berusia 16 tahun.

Setelah sempat dipinjamkan ke Verona sepanjang musim lalu, Kean kembali ke Allianz Stadium pada awal musim 2018-2019. Meski sempat kesulitan menembus tim inti Juve, Moise Kean perlahan mulai mendapat kepercayaan dari pelatih Massimiliano Allegri.

Dia pun mulai rutin tampil dalam lima laga terakhir yang dijalani La Vecchia Signora di Serie A. Teranyar, Kean yang masuk ke lapangan pada menit ke-66 menggantikan Paulo Dybala, menjadi bintang kemenangan Juventus atas AC Milan.

Kean berhasil mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-84, sekaligus membawa skuat Putih-Hitam menang 2-1 atas Milan dalam laga pekan ke-31 Serie A, di Allianz Stadium, Sabtu (6/4/2019).

"Kean masuk lapangan dan mencetak gol lagi hari ini. Dia bermain sangat baik, namun biarkan dia tetap tenang," kata Allegri, seperti dilansir laman resmi Juventus.

"Dia perlu bertahan di Juventus. Dengan demikian ia bisa berlatih dan bermain bersama para juara. Bukan hanya untuk meningkatkan kemampuan teknis, tapi juga mentalnya," lanjutnya.

Moise Kean yang berhasil mencetak enam gol dari 10 laga pada musim ini, membuat sejumlah klub besar Eropa tertarik untuk meminangnya. Namun, Juventus diyakini tidak akan membiarkan sang wonderkid hengkang ke klub lain.

Manajemen I Bianconeri disebut akan memperpanjang durasi kerja Kean hingga 30 Juni 2024. Saat ini, pemain bernomor punggung 18 tersebut masih memiliki kontrak hingga musim panas 2020.


Bintang Masa Depan Timnas Italia

Moise Kean saat selebrasi gol untuk Timnas Italia lawan Finlandia pada kualifikasi Piala Eropa 2020, Minggu (24/3/2019) (Andreas SOLARO / AFP)

Tampil impresif bersama Juventus membuat Moise Kean mendapat panggilan memperkuat Timnas Italia. Pelatih Gli Azzurri, Roberto Mancini, memasukkan nama Kean untuk melakoni laga persahabatan pada November 2018.

Dia menjalani debut bersama Timnas Italia ketika bersua Amerika Serikat di Luminus Arena, Genk, pada 20 November 2018. Ketika itu, dia masih berusia 18 tahun 265 hari.

Karier Moise Kean dengan seragam Italia makin bersinar. Kean dipercaya tampil selama 90 menit penuh ketika menghadapi Finlandia dan Liechtenstein, dalam laga Grup J kualifikasi Piala Eropa 2020.

Dalam pertandingan melawan Finlandia di Dacia Arena, 23 Maret 2019, Kean mencetak satu gol sekaligus membawa Italia menang 2-0. Sementara ketika bersua Liechtenstein di Stadio Ennio Tardini, 26 Maret 2019, ia menyumbangkan satu gol dan membuat Italia menang 6-0.

"Kean memiliki kualitas, potensi yang sangat besar, dan itu semua tergantung padanya. Tidak sulit melihat bakat dalam Kean dan Nicolo Zaniolo, jadi tidak ada risiko untuk memilih mereka," ucap Roberto Mancini.

Dengan usianya yang masih muda, Moise Kean diyakini bakal menjadi andalan Timnas Italia pada masa depan. Apalagi, Timnas Italia masih minim memiliki pemain seperti Kean yang bisa tampil sebagai striker dan juga winger.


Korban Pelecehan Rasialis

Ekspresi penyerang Juventus Moise Kean saat bertanding melawan Cagliari dalam lanjutan Liga Italia di Sardegna Arena, Cagliari, Italia, Selasa (2/4). Juventus menang dengan skor 2-0. (Marco BERTORELLO/AFP)

Meski memiliki karier yang cemerlang, Moise Kean tak lepas dari cemoohan. Bahkan, ejekan yang diterima Kean kerap bernada rasialis.

Hal tersebut terjadi ketika Kean memperkuat Juventus menghadapi Cagliari dalam laga pekan ke-30 Serie A, di Sardegna Arena, 2 April 2019. Dia mendapatkan ejekan bernada rasialis dari oknum suporter Cagliari tiap kali menyentuh bola.

Namun, cemoohan tersebut tak meruntuhkan mental bermain Moise Kean. Dia berhasil membobol gawang Cagliari pada menit ke-85, sekaligus membawa Juventus menang 2-0.

Dukungan untuk Moise Kean mengalir deras. Sejumlah pesepak bola top Eropa dan pelatih menentang keras aksi rasialisme yang dilakukan di dunia kulit bundar.

"Sekarang kekhawatiran saya adalah Moise diserang untuk hal yang tidak seharusnya. Dia bukan seorang provokator. Ia hanya melakukan satu hal: mencetak gol. Titik," tutur kapten Juventus, Giorgio Chiellini, kepada Tuttosport.

"Selebrasinya dalam diam, tanpa melakukan sesuatu secara khusus. Dia tidak salah dan bagi saya, dia adalah wajah yang bagus dari sepak bola Italia," lanjutnya.

Ucapan serupa dilontarkan Roberto Mancini. Mantan pelatih Manchester City itu berharap antirasialisme harus mendapat dukungan dari banyak pihak.

"Di Inggris yang kampanyenya antirasialisme-nya sudah lebih gencar dari Italia, pelanggaran masih tetap terjadi. Butuh peran dari semua pihak untuk memerangi hal tersebut," ucap Mancini.

"Moise Kean adalah anak yang sangat baik. Namun, tekanan dari suporter lawan terkadang membuat pemain terjebak dalam situasi. Saya harap ia tidak melakukan selebrasi yang konfrontatif, lebih baik menahan diri," ungkap Mancini.

Sumber: Bola.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya