Jokowi: Dari Dulu Bicara Bocar-Bocor, Tunjukkan dan Laporkan KPK

Capres Jokowi meminta Prabowo Subianto melaporkan kebocoran anggaran kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika memang ada.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 08 Apr 2019, 08:43 WIB
Capres 01 Joko Widodo saat kampanye terbuka di Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (4/4). Dalam kampanye tersebut Jokowi mengajak para pendukung untuk memerangi hoax dan memenangkan pasangan no urut 01 Jokowi-ma'ruf di banyumas.(Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Capres Jokowi meminta Prabowo Subianto melaporkan kebocoran anggaran kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) jika memang ada. Hal ini disampaikan Jokowi merespons pernyataan Prabowo yang kerap menyebut terjadi kebocoran anggaran.

"Kalau bocor ya laporkan saja ke KPK. Yang bocor di sebelah mana. Bocornya di kran yang mana, di sektor apa. Jumlahnya berapa, bawa bukti-bukti nih KPK gitu," kata Jokowi usai menghadiri Deklarasi Pemuda, Influencer, Disabilitas di ICE BSD Tangerang Banten, Minggu 7 April 2019.

Jokowi mengatakan, pihaknya juga ingin melakukan perbaikan apabila memang ada bukti kebocoran anggaran seperti yang disampaikan Prabowo. Dia meminta agar Prabowo tak hanya berbicara tentang adanya kebocoran anggaran, namun juga menunjukkan bukti-bukti konkret.

"Jangan dari dulu bocar bocor, bocar bocor, bocar bocor, yang mana bocornya, tunjukan," ucap Jokowi.

Sebelumnya, capres nomor urut 02 Prabowo Subianto kembali menyinggung soal kebocoran anggaran saat menghadiri Gerakan Elaborasi Rektor Akademisi Alumni & Aktivis Kampus Indonesia di Balai Kartini, Jumat, 5 April 2019.

Berdasarkan hasil yang ia amati, kebocoran negara berkisar Rp 1.000 triliun. Namun, kata Prabowo, KPK menyatakan keuangan negara yang bocor Rp 2.000 triliun. Hasil ini, menurut Prabowo membuktikan bahwa perhitungannya selama ini tidak asal.


KPK Sebut Rp 2.000 Triliun

"Saya bersyukur, salah satu pimpinan KPK bilang bahwa sebenarnya kebocoran yang dihitung KPK Rp 2.000 triliun. Bahkan ada menteri yang mengatakan lose di sektor tertentu lebih dari itu. Jadi akhirnya yang benar siapa?" ucap Prabowo.

Menurut Prabowo, menghitung kebocoran Rp 1.000 triliun uang negara sangat mudah. Prabowo pun menyindir, bahwa pihak lain hanya bisa menggulirkan isu-isu tak subtansial. Sementara, untuk mengatasi kebocoran uang negara tidak mampu.

"Bisa nakut-nakuti, 02 akan hapus tahlilan, dirikan negara khilafah. Dia tidak bisa menjawab bagaimana kau atasi Rp 2.000 triliun itu," tandasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya