Final Piala Presiden 2019: Peluang Bongkar Tradisi

Persebaya akan menjamu Arema di final Piala Presiden 2019.

oleh Marco Tampubolon diperbarui 08 Apr 2019, 17:15 WIB
Final Piala Presiden 2019 Persebaya Surabaya Vs Arema FC (Bola.com/Adreanus Titus)

Liputan6.com, Jakarta Piala Presiden 2019 yang disiarkan secara langsung oleh Indosiar sudah memasuki babak akhir. Partai puncak terbilang ideal mengingat Arema FC dan Persebaya yang bakal bertarung sama-sama dari Jawa Timur dengan riwayat rivalitas yang terkenal panas. 

Persaingan menjadi tim terbaik di Jatim membuat final terasa ideal. Atmosfer yang tersaji pun tidak lagi sekadar duel pramusim yang merupakan pemanasan menuju kompetisi. 

Berbeda dengan final Piala Presiden tiga edisi sebelumnya. Musim ini, babak akhir akan berlangsung dua kali. Leg pertama bakal berlangsung di markas Persebaya, Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Selasa (9/4/2019). Sementara pada leg kedua giliran Singo Edan akan menjamu Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Kepanjen, Malang, Jumat (12/4/2019). 

Piala Presiden telah bergulir sejak 2015 lalu. Turnamen ini awalnya merupakan bagian dari upaya pemerintah menghidupkan kembali sepak bola Tanah Air setelah mendapatkan sanksi FIFA atas konflik yang melanda federasi Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). 

Sempat vakum pada tahun 2016, Piala Presiden pun kembali rutin digelar hingga saat ini. 

Sejak edisi pertama, Arema sudah dua kali menembus babak final. Tahun ini Singo Edan pun berpeluang membongkar tradisi Piala Presiden yang selalu menghadirkan juara baru.

Seperti diketahui, sejak edisi pertama, turnamen pramusim ini sudah melahirkan tiga tim juara. Pada edisi pertama yang berlangsung 2015 lalu, Persib berhasil keluar sebagai juara usai mengalahkan Sriwijaya FC 2-0 di final yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), 18 Oktober 2015. Ini jadi kali pertama  para Persib, berpesta di ibu kota setelah bertahun-tahun terlibat permusuhan dengan suporter Persija Jakarta, Jakmania. 

Piala Presiden edisi berikutnya menjadi milik Arema. Singo Edan mengangkat trofi setelah mengalahkan Pusamania Borneo FC 5-1 di Stadion Pakansari, Bogor, 12 Maret 2017. Sementara edisi ketiga yang berlangsung 2018, giliran Persija Jakarta yang jadi juara.   

Macan Kemayoran mengangkat trofi usai mengalahkan Bali United 3-0 pada pertandingan yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), 17 Februari 2018.

 

 

 


Perjalanan Finalis

Gelandang Arema FC, Makan Konate, merayakan gol ke gawang Bhayangkara FC pada laga perempat final Piala Presiden 2019 di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (30/3). Bhayangkara kalah 0-4 dari Arema. (Bola.com/Yoppy Renato)

Namun tentu saja bukan perkara mudah bagi Arema untuk membongkar tradisi juara Piala Presiden. Sebab Persebaya tampil memukau sepanjang turnamen Piala Presiden 2019. 

Dari seluruh kontestan yang ambil bagian, Persebaya satu-satunya tim yang belum terkalahkan. Sejak babak penyisihan hingga semifinal, Bajul Ijo hanya sekali imbang. Selebihnya, tim besutan Djadjang Nurdjaman itu selalu berhasil memenangkan laga.

Persebaya sempat menghadapi perlawanan sengit saat tampil di babak semifinal melawan Madura United. Setelah menang 1-0 di leg pertama yang berlangsung di Stadion Gelora Bung Tomo, Persebaya dipaksa bekerja keras di markas Madura United pada leg kedua. 

Dalam duel yang berlangsung di Stadion Pamekasan tersebut, Persebaya sempat tertinggal lewat gol Aleksandar Rakic yang membuat agregat berubah menjadi 1-1. Namun hanya tujuh menit berselang, Otavio Dutra, berhasil menyamakan kedudukan menjadi 1-1. 

Tertinggal agregat 1-2, Madura United kembali mencetak gol lewat Alberto Goncalves. Persebaya baru memastikan tiket ke final setelah Amido Balde dan Hansamu Yama Pranata berhasil mencetak gol ke gawang tuan rumah dan membawa Persebaya unggul 3-2. 

Kemenangan ini mengantar Persebaya ke final dengan agregat 4-2.

Arema sendiri justru sebaliknya. Perjalanan Singo Edan sempat tidak meyakinkan. 

Di babak penyisihan grup E, Arema bahkan sempat kalah 0-1 dari sesama tim Jatim, Persela Lamongan. Akibat kekalahan ini, Singo Edan tidak hanya dituntut menang pada pertandingan terakhir, tapi nasibnya juga tergantung pada hasil laga lainnya.

Arema berhasil mengalahkan Persita Tangerang 6-1 di laga terakhir. Singo Edan akhirnya lolos dengan status runner up terbaik setelah pada pertandingan Grup C, Persipura secara mengejutkan kalah dari tim pendatang baru, Kalteng Putra.

Persipura, yang mengumpulkan enam poin, kalah selisih gol dari Arema dalam klasemen kecil. Arema pun berhak melaju ke perempat final usai mengisi batas bawah tiket runner up terbaik yang lolos.

Mesin Arema mulai panas memasuki fase knock out. Di babak perempat final, Singo Edan mendepak Bhayangkara FC dengan skor 4-0. Sementara di babak semifinal, Arema lolos dengan agregat 6-0 usai mengalahkan Kalteng Putra 3-0 pada leg 1 dan leg 2.

Bek Arema, Alfarizi merasakan atmosfer yang sama ketika Arema merebut trofi Piala Presiden 2017 lalu. Menurutnya, saat itu grafik Singo Edan juga terus menanjak. "Suasana di Arema sangat bagus, di dalam maupun luar lapangan. Kekeluargaannya terasa sekali." 

 

 

 


Redam Emosi

Aksi Bonek Mania saat Persebaya lawan Arema (Liputan6.com/Dimas Angga)

Duel Arema vs Persebaya selama ini dikenal sebagai salah satu derby panas di sepak bola Indonesia. Tidak hanya di dalam lapangan, rivalitas kedua pendukung selama ini tidak jarang merembet hingga ke jalanan. Dan untuk meminimalisir jatuhnya korban, maka sudah bertahun-tahun kedua suporter dilarang untuk saling berkunjung saat kedua tim bertemu. 

Manajer Persebaya, Candra Wahyudi, berharap, pertemuan di final Piala Presiden 2019 jadi wadah bagi suporternya untuk belajar. Menurutnya, rivalitas yang ada tetap harus mengedepankan sportivitas dan menjaga semangat fairplay.

"Sebenarnya kalau melawan Arema, kami sudah sering ketemu, seperti di Liga 1, misalnya. Tapi, tensinya pasti akan lebih tinggi. Saya kira itu akan jadi ujian mental untuk pemain," kata Candra seperti dilansir Bola.com. "Selain itu juga ujian mental buat suporter untuk menyikapi ini. Memang ini rivalitas panas, tapi harus dengan suasana yang dingin. Rivalitas dalam sepak bola itu adalah hal yang biasa," imbuh manajer berusia 42 tahun tersebut.

Besarnya animo penonton terlihat dari distribusi tiket leg pertama yang sudah ludes terjual. Bahkan, pertemuan ini digadang-gadang bakal memecahkan rekor jumlah penonton Piala Presiden 2019. Candra pun menyerahkan pengamanan kepada panpel masing-masing. 

"Ini turnamen dengan regulasi yang diatur PSSI. Persebaya sebagai peserta akan mengikuti itu. Kami berharap apa pun yang terjadi nanti, semua pihak akan menyikapinya secara dewasa. Kedua tim finalis sama-sama berkesempatan sebagai tuan rumah dan itu adil."

Arema juga berusaha meredam tensi pertandingan. Apalagi invasi yang dilakukan dirigen Aremania, Yuli Sumpil dan rekannya Fandi jelang duel melawan Persebaya memicu sanksi berata dari PSSI. Keduanya sempat dilarang memasuki stadion di Indonesia seumur hidup. Sementara Aremania juga dilarang memberikan dukungan langsung hingga akhir musim. 

Belakangan PSSI memutihkan sanksi yang dijatuhkan kepada Yuli dan Fandi. 

"Pertemuan kedua tim ini jangan dilihat jadi sisi bahayanya, justru seharusnya dari segi prestasi. Artinya, kedua tim ini membuat Jatim menjadi barometer sepak bola Indonesia,” kata Media Officer Arema, Sudarmaji seperti dilansir dari Bola.com. 

"Pertandingan ini pasti menarik karena mengundang animo kedua suporter untuk memenuhi stadion masing-masing. Jadi, ekspos prestasi tim lebih penting ketimbang yang lainnya.”

  


Jadwal Final

Logo Piala Presiden 2017

Jadwal Final Piala Presiden 2019Persebaya Surabaya vs Arema FC

Leg pertama: Selasa, 9 April 2019, Stadion Gelora Bung Tomo

Arema FC vs Persebaya Surabaya

Leg kedua: Jumat, 12 April 2019, Stadion Kanjuruhan

Saksikan juga video menarik di bawah ini:

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya