Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto mengatakan, penyebaran hoaks masih menjadi ancaman serius terhadap penyelenggaraan Pemilu 2019. Bahkan, tidak sedikit masyarakat yang berencana pergi ke luar negeri sebelum hari pencoblosan karena termakan hoaks.
"Tadi saya cek berapa sih tiket sebelum pemilu yang sudah terjual ke luar negeri, ternyata cukup banyak," ujar Wiranto dalam pidatonya di acara Penyerahan Sertifikat HKI dan Akta Pendirian Badan Hukum kepada Pelaku Ekonomi Kreatif di Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (8/4/2019).
Advertisement
Hoaks atau berita bohong yang dimaksud menyebut bahwa pelaksanaan Pemilu 2019 bakal rusuh. Sehingga tak sedikit masyarakat yang percaya dan memilih untuk tidak menggunakan hak pilihnya atau golput serta pergi ke luar negeri mencari tempat aman.
"Namun, dengan segala cara, kami meyakinkan di sisi keamanannya, bahwa jangan percaya hoaks," kata Wiranto.
Mantan Panglima ABRI itu menegaskan, negara melalui aparat gabungan TNI-Polri mampu mengamankan pelaksanaan Pemilu 2019 dengan baik. Pemerintah juga telah mendata indeks potensi kerawanan di seluruh Indonesia 6 bulan sebelum pencoblosan.
"Dan sudah kita coba netralisir, sehingga kerawanan itu di hari H kita harapkan mendekati zero, artinya apa, aman. Kami jamin para pemilih itu bisa aman dari rumah sampai TPS (tempat pemungutan suara). Itu jaminan keamanan," ucap Wiranto.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Wanti-Wanti
Menurut dia, upaya pemerintah untuk meyakinkan masyarakat bahwa Pemilu 2019 aman terus dilakukan. Wiranto mengklaim, sejumlah masyarakat yang semula berencana pergi ke luar negeri jelang hari pencoblosan mulai membatalkan tiket perjalanannya.
"Ada beberapa teman berencana ke luar negeri sebelum pencoblosan karena percaya hoaks dan takut. Tetapi banyak mereka yang sudah membatalkan diri. Kemarin di Jakarta saya juga sudah mengumpulkan pengusaha, saya jelaskan masalah ini, dan mereka membatalkan pergi ke luar negeri," katanya.
Hanya saja Wiranto tak menyebutkan secara rinci berapa jumlah masyarakat yang berencana ke luar negeri karena termakan hoaks soal keamanan Pemilu 2019. Pun sebaliknya berapa jumlah masyarakat yang telah membatalkan rencana perjalanannya ke luar negeri terkait ini.
"Kita enggak ngitung secara rinci. Enggak banyak. Rasionya kalau dibanding dengan 192 juta pemilih itu kecil sekali. Tetapi itu kita harus cegah, karena itu merupakan ancaman terhadap hak pilih seseorang. Sebenarnya itu melanggar hukum, makanya kemarin saya sampaikan, makanya (sebar hoaks) ancamannya UU Terorisme," ucap Wiranto.
Dia mewanti-wanti masyarakat agar tidak mudah percaya terhadap hoaks yang menyatakan Pemilu 2019 akan diwarnai kekacauan. Dia pun mengajak masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada Pemilu 2019 yang telah diatur oleh konstitusi.
"Ini hak politik individu itu kan dijamin UU. Maka datanglah ke TPS, akan diamankan oleh aparat, pilih sesuai dengan aspirasinya, tidak takut ancaman, tidak takut dengan tekanan pihak manapun. Pilih dengan apa yang difikirkan merupakan suatu pilihan yang benar. Jangan ada Golongan Putih. Golput itu merugikan diri sendiri maupun negara," kata Wiranto menandaskan.
Advertisement