Liputan6.com, Jakarta PT PLN (Persero) memberikan potongan biaya (diskon) penambahan daya listrik bagi masyarakat di selatan Ibukota. Program ini digelar saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CFD) di Jakarta Selatan.
Manajer PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Lenteng Agung, Faisal Risa mengatakan, diskon yang ditawarkan PLN bervariasi mulai 50 persen hingga 100 persen.
Dia mengungkapkan, masyarakat yang hadir di momen tersebut bisa langsung registrasi untuk penambahan daya dengan diskon 50 persen. Bagi yang memiliki kompor induksi atau motor listrik bisa registrasi tambah daya dengan diskon 75 persen.
Baca Juga
Advertisement
"Tak hanya itu, diskon 100 persen juga diberikan pada pengunjung yang memiliki mobil listrik. Promo tambah daya menembus batas ini memang sedang dicanangkan oleh PLN sampai dengan 30 April 2019," ujar dia di Jakarta, Senin (8/4/2019).
Sejalan dengan kegiatan CFD Jakarta Selatan yang rutin digelar pada minggu pertama tiap bulan, lanjut Faisal PLN juga mendukung program Pemprov DKI Jakarta untuk pengurangan polusi udara.
Caranya dengan produk Power Bank PLN sebagai solusi sumber listrik berdaya besar di tempat umum tanpa polusi udara dan suara.
"Ada juga Stasiun Penyedia Listrik Umum (SPLU) untuk kebutuhan charging station," jelas dia.
Sementara itu, Walikota Jakarta Selatan, Marullah Matali menyatakan, melalui CFD diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat dalam rangka menciptakan lingkungan yang bebas dari polusi.
Selain itu, CFD juga bisa menjadi ajang untuk mengiatkan olahraga serta menumbuhkan kegiatan ekonomi masyarakat.
"HBKB menjadi semangat untuk menciptakan lingkungan bebas polusi. Pemkot Jakarta Selatan mendukung terciptanya lingkungan sehat salah satunya dengan meningkatkan kepedulian dan kesadaran masyarakat terkait sampah," tandas dia.
Tantangan Terberat PLN Capai Rasio Elektrifikasi 99,9 Persen
Pemerintah menargetkan rasio elektrifikasi bisa mencapai 99,9 persen pada 2019. Dengan demikian, seluruh masyarakat di berbagai daerah bisa menikmati pasokan listrik untuk kehidupan sehari-hari dan kebutuhan usaha pada 2019.
Executive Vice President Corporate Communication and CSR PT PLN, I Made Suprateka mengatakan, saat ini rasio elektrifikasi telah mencapai 98,3 persen.
Untuk mencapai minimal 99,9 persen, meski persentase kekurangannya terlihat kecil, yaitu hanya 1,7 persen, tapi menjadi tantangan besar bagi PLN lantaran lokasinya berada di pedesaan dan daerah terpencil.
"Tantangan untuk melistriki sisa 1,7 persen desa yang belum dialiri listrik saat ini tak bisa dibilang mudah bagi PLN," ujar dia di Jakarta, Kamis (4/4/2019).
Baca Juga
Selain itu, lanjut Made, untuk mencapai target elektifikasi tersebut, setidaknya PLN harus mampu mengatasi dua tantangan besar yaitu masalah daya beli masyarakat dan ketersediaan infrastruktur.
Terlebih sejak 2016, program listrik pedesaan sudah sepenuhnya ditangani oleh PT PLN (Persero) hingga tidak lagi menggunakan APBN yang dikelola oleh Kementerian ESDM.
"Akses yang terbatas adalah kendala terbesar dalam upaya PLN untuk mengalirkan listrik ke desa-desa terpencil dan daerah yang kondisi geografisnya sulit dijangkau. Kendala biasanya muncul dalam proses pengiriman peralatan listrik karena banyak akses jalan yang tidak memadai untuk dilalui kendaraan pengangkut material," kata dia.
Meski demikian, Made memastikan PLN dan Kementerian ESDM tetap bertekad untuk memenuhi target 99,9 persen rasio elektrifikasi ini.
Selain upaya penambahan jaringan melalui Program Listrik Perdesaan dan membagikan sumber Listrik Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE), pada 1 Februari lalu Menteri ESDM Ignasius Jonan telah menyurati Gubernur se-Indonesia, untuk mengalokasikan anggaran pasang baru listrik 450 VA bagi rumah tangga miskin.
"Untuk keperluan ini, Pemda bisa mengalokasikan anggaran dari APBD atau dana Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan di daerah," ujar dia.
"Selain itu, Kementerian ESDM juga meminta kepada Pemda untuk memperbaiki akses jalan, sehingga bisa mempermudah PLN dalam proses penyaluran listrik di daerah tersebut. Bagaimana pun juga, program elektrifikasi untuk memajukan masyarakat akan sulit terwujud tanpa dukungan Pemda-Pemda setempat," ia menambahkan.
Advertisement
PLN Gandeng Perusahaan Prancis Kembangkan Jaringan Listrik Pintar
Sebelumnya, PT PLN (Persero) menggandeng perusahaan Prancis, Think Smart Grid (TSG) France untuk mengembangkan jaringan listrik pintar (Smart Grid) di sistem Sulawesi dan Smart Micro Grid di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty mengatakan, PLN dan TGS France telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) berjangka waktu dua tahun. Hal ini menandai keseriusan PLN dalam meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"MoU ini salah satu langkah konkrit PLN dalam keberpihakan kepada EBT, " kata Syofvi, di Jakarta, Selasa 19 Maret 2019.
Syofvi menuturkan, studi ini akan didanai oleh pemerintah Prancis, dan untuk sistem Sulawesi akan dibahas secara detail jaringan listrik terintegrasi dengan EBT (Renewable Energy Grid Integration).
"Pengembangan energi baru terbarukan terus kami lakukan guna memenuhi target 23 persen pada tahun 2025," tutur dia.
Tugas PLN dalam MoU ini adalah menyediakan data, lokasi studi, Tim Pendampingan dan Capacity Building dengan mengirimkan engineer untuk studi smart grid di Prancis.
TSG adalah organisasi nonprofit yang concern dalam Pengembangan Smart Grid. Anggotanya adalah industri Ketenagalistrikan, akademisi, pemerintah dan perusahaan listrik yang ada di Eropa.
Saksikan video pilihan di bawah ini: