Pengungsi Rohingya membangun bendungan untuk mencegah tanah longsor jelang musim hujan di kamp pengungsi di Cox's Bazar, Bangladesh (8/4). Sekitar 740 ribu warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh menyusul operasi militer Myanmar Agustus 2017 silam. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Seorang guru mengajarkan bahasa Arab kepada anak-anak pengungsi Rohingya di kamp pengungsi di Cox's Bazar, Bangladesh (8/4). (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Seorang anak pengungsi Rohingya berjalan di kamp Balukhali di Cox's Bazar, Bangladesh (8/4). Pemerintah Bangladesh mengumumkan berencana memindahkan para pengungsi ke pulau Bhasan Char untuk mengurangi kepadatan di tempat penampungan pengungsi Cox's Bazar. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Sejumlah pengungsi Rohingya bermain Chinlone di sebuah kamp pengungsi di Cox's Bazar (7/4). Sekitar 740 ribu warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh menyusul operasi militer Myanmar Agustus 2017 silam. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Pengungsi Rohingya bekerja untuk membangun jalan baru di kamp Balukhali di Cox's Bazar, Bangladesh (8/4). (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Pengungsi Rohingya berjalan bersama anak-anaknya di kamp Balukhali di Cox's Bazar, Bangladesh( 8/4). Pemerintah Bangladesh mengumumkan berencana memindahkan para pengungsi ke pulau Bhasan Char untuk mengurangi kepadatan di tempat penampungan pengungsi Cox's Bazar. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Para pengungsi Rohingya beraktivitas di jalan di kamp Balukhali di Cox's Bazar, Bangladesh (8/4). Sekitar 740 ribu warga Rohingya melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh menyusul operasi militer Myanmar Agustus 2017 silam. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Pengungsi Rohingya membawa batu bata ke lokasi konstruksi di kamp Balukhali di Cox's Bazar, Bangladesh (8/4). (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)