Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat terbatas pada perdagangan Selasa pekan ini.
IHSG akan berada di level support dan resistance di 6.382-6.476 Analis PT Artha Sekuritas, Dennies Christoper menilai, penguatan IHSG tersebut disebabkan perdagangan saham pada Senin 8 April 2019 telah oversold (jenuh jual).
Baca Juga
Advertisement
"Meski IHSG ditutup melemah pada perdagangan saham Senin, tapi karena sudah oversold maka ada potensi mengalami rebound dalam jangka pendek. Kemungkinan di kisaran 6.382-6.476," ujar dia di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Selain itu, dia menambahkan, data cadangan devisa Indonesia yang cukup baik diperkirakan akan mendorong optimisme pasar dan penguatan IHSG. Adapun pergerakan masih akan dipengaruhi oleh sentimen global.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Pilihan Saham
Sementara itu, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya mengungkapkan, rilis data perekonomian tentang penjualan ritel diharapkan dapat menopang IHSG melaju hijau.
Dia memprediksi, IHSG berpotensi menghijau dalam jangka pendek pada rentang support dan resistance di 6386 – 6.585.
Untuk saham yang direkomendasikan pada hari ini ialah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan Gudang Garam Tbk (GGRM).
Sedangkan Dennies merekomendasikan saham PT Summarecon Agung Tbk (SMRA), PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), serta PT Astra International Tbk (ASII).
Advertisement
Perdagangan Saham Kemarin
Gerak Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini. Hal itu terjadi di tengah aksi beli investor asing.
Pada penutupan perdagangan saham, Senin (8/4/2019), IHSG melemah 48,28 poin atau 0,75 persen ke poisisi 6.425,73. Indeks saham LQ45 turun 0,59 persen ke posisi 1.015,28. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Sebanyak 261 saham melemah sehingga menekan IHSG. 172 saham menguat dan 117 saham diam di tempat. Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.484,14 dan terendah 6.390,71.
Total frekuensi perdagagan saham 397.705 kali dengan volume perdagangan 14,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 8,1 triliun. Investor asing beli saham Rp 726,59 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.163.
Sebagian besar sektor saham merosot kecuali sektor saham keuangan naik 0,03 persen. Sektor saham infrastruktur turun 2,06 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham pertanian susut 1,3 persen dan sektor saham barang konsumsi tergelincir 1,23 persen.
Saham-saham yang cetak penguatan antara lain saham APII naik 24,59 persen ke posisi Rp 228 per saham, saham GLOB mendaki 15 persen ke posisi Rp 460 per saham, dan saham AGRS melonjak 6,21 persen ke posisi Rp 308 per saham.
Sedangkan saham-saham yang melemah antara lain saham RODA turun 24,66 persen ke posisi Rp 550 per saham, saham HITS merosot 9,49 persen ke posisi Rp 620 per saham, dan saham FREN terpangkas 8,73 persen ke posisi Rp 115 per saham.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,47 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi menguat 0,04 persen, indeks saham Thailand menanjak 0,12 persen dan indeks saham Taiwan mendaki 0,90 persen.
Sementara itu, indeks saham Jepang Nikkei turun 0,21 persen, indeks saham Shanghai tergelincir 0,05 persen dan indeks saham Singapura susut 0,22 persen.
Sebelumnya, Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menilai tekanan IHSG cenderung karena teknikal. Tekanan IHSG yang terjadi belum dipengaruhi faktor fundamental. Hal ini mengingat nilai tukar rupiah cenderung menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dan cadangan devisa per Maret 2019 naik jadi USD 124,5 miliar.
"Berdasarkan indikator MACD sudah berada di area positif. Sementara itu stochastic dan RSI masih berada di area netral. Meski demikian terlihat pola long black closing marubozu candle yang mengindikasikan adanya potensi koreksi lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support," ujar dia.