Pelemahan Dolar AS Bikin Harga Emas Tembus USD 1.300 per Ounce

Harga emas di pasar spot naik 0,5 persen sedangkan harga emas berjangka AS diselesaikan USD 6,30 lebih tinggi.

oleh Arthur Gideon diperbarui 09 Apr 2019, 06:45 WIB
Harga emas di pasar spot naik 0,5 persen sedangkan harga emas berjangka AS diselesaikan USD 6,30 lebih tinggi. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas naik 1 persen dan menembus level USD 1.300 per ounce para perdagangan Senin. Harga emas terus berada di level tertinggi selama satu pekan karena dolar AS tergelincir dan berhentinya reli di pasar saham.

Mengutip CNBC, Selasa (9/4/2019), harga emas di pasar spot naik 0,5 persen ke level USD 1.297,22 per ounce pada penutupan perdagangan Senin. Namun sebelumnya harga emas sempat naik 1 persen dan tembus level USD 1.303,61 per ounce. Angka tersebut merupakan level tertinggi sejak 28 Maret.

Sedangkan harga emas berjangka AS diselesaikan USD 6,30 lebih tinggi ke level USD 1.301,90 per ounce.

"Ada sedikit pelonggaran selera risiko, dolar AS lemah dan kami juga melihat akuisisi emas Bank sentral China. Kombinasi semua faktor ini telah memindahkan emas ke USD 1.300-an," kata Bart Melek, analis komoditas di TD Securities, Toronto AS.

Pelaku pasar saat ini tengah menunggu risalah dari pertemuan kebijakan Maret Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), dijadwalkan pada hari Rabu besok risalah tersebut akan diluncurkan.

Investor menunggu risalah hasil pertemuan dari Bank sSentral AS tersebut untuk melihat isyarat yang diberikan dan juga sikap kebijakan moneter Bank Sentral AS di masa depan.

"Jika Federal Reserve AS membahas tentang penurunan suku bunga (pada bulan Maret), itu akan melemahkan dolar AS sedikit dan membantu kenaikan harga emas," tambah Melek.

Sementara itu, data Bank Sentral China menunjukkan bahwa negara tersebut telah meningkatkan cadangan emasnya sebesar 0,6 persen menjadi 60,62 juta ons pada akhir Maret.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perdagangan Sebelumnya

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pada perdagangan sebelumnya atau Jumat pekan lalu, harga emas melemah karena bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street menguat terdorong rebound data tenaga kerja. Namun penurunan harga emas ini tertahan oleh perlambatan pertumbuhan upah.

Mengutip CNBC, Sabtu (6/4/2019), harga emas di pasar spot tergelincir 0,2 persen menjadi USD 1.289,61 per ounce, setelah sempat menyentuh level terendah sejak 25 Januari di USD 1.280,59 per ounce pada perdagangan Kamis.

Harga logam mulia ini turun sekitar 0,1 persen sepanjang pekan ini.

Sedangkan harga emas berjangka AS naik 1,3 persen ke level USD 1,295,60 per ounce.


Penyebab

Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Pertumbuhan lapangan kerja AS yang meningkat dari level terendah selama 17 bulan pada Maret mendorong mendorong aktivitas di sektor konstruksi. Hal ini menghilangkan kekhawatiran bahwa terjadi perlambatan pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama.

Optimisme ini membuat Wall Street menghijau sehingga menekan harga emas karena para investor memilih memindahkan portofolio investasi ke saham dari emas.

""Ini angka yang cukup baik dan pada dasarnya berarti ekonomi AS berjalan cukup baik dan pertumbuhan akan meningkat setelah perlambatan pada kuartal pertama," kata analis SP Angel Sergey Raevskiy.

"Ini semua baik untuk ekonomi dan ekuitas, tetapi tidak untuk harga emas." lanjut dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya