Prabowo Gebrak Podium Saat Kampanye, PDIP: Itu Tidak Pantas

Hasto mengatakan, temperamen Prabowo adalah sebuah persoalan serius bagi masyarakat yang menyaksikan.

oleh Delvira HutabaratRatu Annisaa Suryasumirat diperbarui 09 Apr 2019, 09:43 WIB
Calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto berkampanye di Stadion Kridosono Yogyakarta, Senin (8/4/2019). (Liputan6.com/Switzy Sabandar)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menilai aksi gebrak podium Prabowo Subianto ketika berkampanye di Yogyakarta, Senin 8 April 2019, tidak pantas dilakukan di hadapan publik. Hasto mengatakan, temperamen Prabowo adalah sebuah persoalan serius bagi masyarakat yang menyaksikan.

"Kata-kata kasar yang keluar dari Pak Prabowo semakin meruntuhkan kredibilitas dan martabat pemimpin. Sikap egonya dan tampilannya elite sekitarnya yang biasa dengan hoaks dan fitnah, justru semakin memperburuk keseluruhan tampilan politik yang seharusnya positif dan baik," kata Hasto melalui sebuah pernyataan tertulis, Selasa (9/4/2019).

Ia pun membandingkan Prabowo dengan Jokowi yang dianggapnya lebih berkarakter pemimpin positif dan bermartabat.

Menurut Hasto, Jokowi selalu tampil sebagai sosok apa adanya, merakyat, dan visioner. Jokowi juga tidak segan untuk berhadapan langsung dengan semua persoalan rakyat sambil terus mengedepankan optimisme. 

"Sebaliknya, Pak Prabowo yang emosional dan sering keluarkan kata-kata yang tidak pantas, hadirkan ketakutan, kegelisahan akut, dan pesimisme," ujar Hasto. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Larangan Tertawa

Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto menyampaikan orasi politiknya dalam kampanye akbar Prabowo-Sandi di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Minggu (7/4). Sejumlah tokoh nasional pendukung Prabowo - Sandiaga pun turut hadir. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Hasto menyatakan, masyarakat sebaiknya juga tidak lupa akan larangan tertawa untuk penonton yang dilontarkan Prabowo saat debat antar capres terakhir berlangsung, Sabtu, 30 Maret 2019. 

Menurut dia, larangan tersebut juga tidak pantas untuk diucapkan Prabowo, dan semakin menunjukkan karakternya yang temperamental.

"Harus dilihat sebagai persoalan serius tentang watak dan karakter pemimpin yang berkorelasi langsung dengan peradaban bangsa," tutur Hasto.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya