Liputan6.com, Jakarta Dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterologi hepatologi, Hendra Nurjadin menegaskan, sakit mag tidak menyebabkan kematian mendadak. Yang paling membahayakan saat sakit mag yakni asam lambung naik dan lambung menjadi luka/lecet.
"Separah-parahnya sakit mag itu kan asam labung naik, lambung lecet, lama-lama menyebabkan luka. Luka lambung yang tidak ditangani akan menyerang pembuluh darah. Pembuluh darah akan berdarah," tegasnya saat ditemui di Jakarta, ditulis Selasa (9/4/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pembuluh darah yang berdarah mengakibatkan penderita sakit mag muntah atau buang air besar (BAB) berdarah. Kondisi ini bahkan bisa menyebabkan pasien kehabisan darah lalu meninggal. Namun, seseorang meninggal karena kehabisan darah tak terjadi dalam waktu singkat, melainkan membutuhkan waktu berjam-jam maupun berhari-hari.
"Kecuali kalau dia (penderita) kecelakaan, lalu pembuluh darah besar luka ya bisa langsung kehabisan darah. Tapi kalau berdarah di lambung tidak sampai membuat orang langsung kehabisan darah," tambah Hendra.
Pembuluh darah di lambung tidak terlalu besar. Jika lambung berdarah, maka darah yang mengalir ke luar butuh waktu berjam-jam untuk sampai kehabisan darah. Muntah dan BAB berdarah akan tetap terjadi.
Simak video menarik berikut ini:
Kematian bertahap
Sakit mag memang tidak menyebabkan kematian mendadak, tapi kematian bertahap bisa terjadi. Hal ini terjadi bila kondisi pasien tidak segera mendapat perawatan.
"Lambung kita berdarah saja sudah muntah darah hebat. Pasokan darah kita, misalnya, 6 liter. Kalau di lambung, darahnya sebanyak 1 liter. Berdarah setengah liter di lambung itu sudah muntah darah," ujar Hendra yang berpraktik di RSPI - Puri Indah.
Ketika muntah darah, pasti seseorang pergi ke dokter. Yang membahayakan, luka yang ada bukan pada pembuluh darah lambung, melainkan darah sudah bocor dan merembes ke organ tubuh lain.
Darah keluar dari rongga lambung menuju hati dan pankreas. Rasa sakitnya luar biasa.
"Jadi, orang sakit mag separah apa pun enggak akan mati mendadak. Mati bertahap bisa. Tergantung dia langsung ke dokter atau enggak," lanjut Hendra.
Advertisement
Jadi beban pikiran
Hendra menambahkan, orang takut meninggal karena sakit mag sangat banyak. Ia sering menghadapi pasien sakit mag yang takut meninggal.
"Ini membuat orang takut sakit mag. Pasien saya datang masih muda, belum menikah atau ada yang sudah menikah dan punya anak masih kecil. Terus dia kepikiran, 'Kalau tiba-tiba saya mati mendadak, bagaimana?' ungkap Hendra.
Sakit mag pun menjadi beban pikiran. Hendra justru mempertanyakan, kenapa mesti takut sakit mag? "Itu pertanyaan saya."
Keluhan sakit mag memang ada dengan asam lambung naik, tapi tidak akan hebat. Sakit mag pun harus diobati, bukan menjadi beban pikiran.