Liputan6.com, India Penanganan kondisi pria yang tak berhenti ereksi selama dua hari berujung penis miliknya harus diamputasi. Cerita bermula saat pria berusia 52 tahun--yang tak disebut namanya--datang ke sebuah fasilitas medis di Delhi, India.
Keluhan ereksi yang tak bisa berhenti membuatnya stres dan tertekan. Ereksi berlangsung selama lebih dari 48 jam. Dokter menangani pasien tersebut dengan metode T-shunt.
Baca Juga
Advertisement
Dokter Saqib Mehdi dari Departemen Urologi, King's George Medical Lucnow India menjelaskan, T-shunt menggunakan pisau bedah untuk membuat "lubang keluar" di kepala penis. Hal ini agar darah yang terperangkap karena pembengkakan mereda.
"Dia dipasangi kateter dan diperban. Meskipun ini terdengar mengkhawatirkan, efek samping yang paling mungkin dari prosedur ini berupa pembengkakan dan memar pada penis. Pasien mengalami ereksi semi-kaku yang dapat berlangsung selama beberapa hari," kata Mehdi dalam laman BMJ Case Reports, Selasa (9/4/2019).
Saksikan video menarik berikut ini:
Penis berubah warna
Kasus penis pada pria India ini diterbitkan dalam BMJ Journal Case Reports berjudul Isolated glanular gangrene; a rare sequel of priapism. Sayangnya, keesokan hari setelah metode T-shunt, kepala penisnya berubah warna.
Kepala penis mulai berubah menjadi hitam. Kondisi tersebut dinamakan gangren, yang mana penis kehilangan pasokan darah sehingga menyebabkan jaringan mati. Hal tersebut terus menyebar sampai ke kepala penis.
"Tetap saja warna hitam pada kepala penis semakin jelas terlihat pada hari-hari berikutnya," tulis Mehdi. "Dan garis demarkasi (batas) jelas terlihat antara kepala dan batang penis."
Tim medis memutuskan, menghentikan penyebaran gangren, dengan melakukan glansektomi (amputasi kepala penis). Setelah operasi dilakukan, ia pulih dengan cepat.
Tiga minggu kemudian si pria tampak sehat. Operasi pada penis perlahan-lahan sembuh dengan baik.
Advertisement
Ereksi yang terus-menerus
Kondisi ereksi yang tak kunjung berhenti dan menyakitkan seperti yang dialami pria India ini dinamakan priapisme. Tidak diketahui apa yang menyebabkan priapis terjadi.
Pasien dirawat selama empat hari di rumah sakit. Untuk penyebab gangren, dokter menilai, kateter uretra dan infeksi bisa memengaruhi kondisi terjadi.
"Berbagai faktor seperti kateter uretra, tekanan perban yang ketat di sekitar penis, dan infeksi lokal sendiri," lanjut Mehdi.
"Dalam kasus kami juga, pasien dikateterisasi dan perban kompres diterapkan di sekitar penisnya."