Liputan6.com, Jakarta Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri pertemuan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) 2019, pada 2-5 April 2019, di Chiang Rai, Thailand.
Pertemuan tersebut membahas tantangan kerja sama keuangan negara-negara ASEAN dalam mencapai visi ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2025.
Advertisement
Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Wahyu Pratomo mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendorong tercapainya target AEC.
Ini diantaranya penguatan integrasi dan konektivitas ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pembangunan inklusif, serta berorientasi pada pembangunan manusia.
Dia mengatakan dalam pertemuan tersebut ke-10 negara ASEAN berkomitmen untuk memperhatikan tiga pilar penting dalam proses integrasi keuangan di ASEAN.
"Sekarang 10 negara ASEAN komitmen mencapai milestone 2025. Ada kita sebut proses integrasi di sektor ekonomi dan keuangan,” kata dia, di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Dia menjelaskan pilar pertama yang perlu dilakukan adalah mendorong terciptanya integrasi Keuangan. Integrasi bertujuan untuk meningkatkan interkoneksi jasa dan pasar keuangan di ASEAN.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Pilar kedua ialah inklusi keuangan. Proses integrasi keuangan ASEAN, kata dia, harus ditujukan untuk meningkatkan inklusi jasa keuangan.
Dengan demikian, integrasi keuangan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua negara anggota dan juga oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Kita boleh berintegrasi antarsektor keuangan. Tapi diharapkan integrasi dapat dinikmati oleh sebanyak mungkin anggota masyarakat di ASEAN. Ini perlu didukung pilar inklusi keuangan," ungkapnya.
Sementara pilar ketiga yang tak kalah penting dalam proses integrasi keuangan di wilayah ASEAN yakni stabilitas keuangan. "Artinya proses integrasi keuangan ASEAN harus memperhatikan stabilitas sistem keuangan di setiap negara anggota dan juga di kawasan," jelas Wahyu.
"Dengan sektor keuangan teringrasi, masalah satu negara mudah berdampak ke negara lain. Makanya kita punya pilar stabilitas keuangan," tandasnya.