Liputan6.com, Jakarta Sebagai bagian dari ASEAN, Indonesia dinilai memiliki dua modal untuk bisa menarik investasi. Modal pertama yang dimiliki kawasan ASEAN yakni kondisi perekonomian yang kondusif.
Ini tampak dalam pertumbuhan ekonomi rata-rata negara di kawasan yang melampaui pertumbuhan ekonomi global.
Advertisement
Pernyataan ini menguak dalam pertemuan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) 2019, pada 2-5 April 2019, di Chiang Rai, Thailand. Pertemuan tersebut dihadiri Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani.
"Pertumbuhan ekonomi relatif tinggi, pertumbuhan ekonomi dunia sekitar 3 persen, 3,1 sampai 3,2, ASEAN itu rata-rata 10 negara pertumbuhannya menurut IMF diperkirakan di atas 5 persen," kata Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia (BI), Wahyu Pratomo di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi menjadi daya tarik tersendiri yang dimiliki ASEAN untuk menarik investasi. "Itu menunjukkan bahwa kawasan ini dinamis dan pertumbuhan relatif tinggi," jelas dia.
Selain itu, stabilitas keuangan yang terjaga turut menjadi modal bagi ASEAN, termasuk Indonesia dalam menarik investor.
"Dan sekarang perhatian dunia diarahkan ke Asean karena pertumbuhan tinggi dan stabilitas keuangan terjaga itu dua hal yang buat Asean menarik bagi komunitas internasional maupun investor internasional," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
3 Pilar Integrasi Keuangan yang Jadi Komitmen ASEAN
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo dan Menteri Keuangan Sri Mulyani menghadiri pertemuan ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors (AFMGM) 2019, pada 2-5 April 2019, di Chiang Rai, Thailand.
Pertemuan tersebut membahas tantangan kerja sama keuangan negara-negara ASEAN dalam mencapai visi ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2025.
Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia (BI) Wahyu Pratomo mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mendorong tercapainya target AEC.
Ini diantaranya penguatan integrasi dan konektivitas ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan mendorong pembangunan inklusif, serta berorientasi pada pembangunan manusia.
Dia mengatakan dalam pertemuan tersebut ke-10 negara ASEAN berkomitmen untuk memperhatikan tiga pilar penting dalam proses integrasi keuangan di ASEAN.
"Sekarang 10 negara ASEAN komitmen mencapai milestone 2025. Ada kita sebut proses integrasi di sektor ekonomi dan keuangan,” kata dia, di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Dia menjelaskan pilar pertama yang perlu dilakukan adalah mendorong terciptanya integrasi Keuangan. Integrasi bertujuan untuk meningkatkan interkoneksi jasa dan pasar keuangan di ASEAN.
Reporter: Wilfridus Setu Umbu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement
Pilar Lain
Pilar kedua ialah inklusi keuangan. Proses integrasi keuangan ASEAN, kata dia, harus ditujukan untuk meningkatkan inklusi jasa keuangan.
Dengan demikian, integrasi keuangan dapat dirasakan manfaatnya oleh semua negara anggota dan juga oleh seluruh lapisan masyarakat.
"Kita boleh berintegrasi antarsektor keuangan. Tapi diharapkan integrasi dapat dinikmati oleh sebanyak mungkin anggota masyarakat di ASEAN. Ini perlu didukung pilar inklusi keuangan," ungkapnya.
Sementara pilar ketiga yang tak kalah penting dalam proses integrasi keuangan di wilayah ASEAN yakni stabilitas keuangan. "Artinya proses integrasi keuangan ASEAN harus memperhatikan stabilitas sistem keuangan di setiap negara anggota dan juga di kawasan," jelas Wahyu.
"Dengan sektor keuangan teringrasi, masalah satu negara mudah berdampak ke negara lain. Makanya kita punya pilar stabilitas keuangan," tandasnya.