Presiden Korsel Kunjungi AS Untuk Hidupkan Lagi Pembicaraan Soal Korut

Moon sebelumnya mengatakan ia berharap lawatannya ke Amerika akan menghidupkan kembali pembicaraan yang macet dengan Korea Utara.

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Apr 2019, 07:27 WIB
Presiden Korea Selatan Moon Jae-in (AP/Jon Gambrell)

Liputan6.com, Seoul - Presiden Korea Selatan Moon Jae-in akan bertolak ke Washington pada Rabu (10/4), di mana ia akan bertemu dengan Presiden Amerika Donald Trump. Moon sebelumnya mengatakan ia berharap lawatannya ke Amerika akan menghidupkan kembali pembicaraan yang macet dengan Korea Utara.

Pembicaraan itu terhenti setelah Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un gagal mencapai kesepakatan dalam pertemuan puncak mereka Februari lalu di Hanoi.

Harry Kazianis, direktur Kajian Korea di Center of the National Interest, mengatakan bahwa lawatan Moon ke Washington memiliki dua tujuan. Pertama, kata Kazianis, Moon "ingin memastikan pembicaraan antara Pyongyang dan Washington berlanjut."

Ia mengatakan hal minimum yang perlu dicapai Moon dalam lawatan itu adalah membuat kedua pihak tetap berdialog" dan memuluskan prosesnya.

Kazianis berpendapat presiden Korea Selatan akan benar-benar berusaha dan berbuat untuk melihat apakah kedua pihak dapat menyelesaikan perbedaan pendapat.

Hal tersebut dianggap mungkin saja terjadi. Sewaktu berbicara pekan lalu dalam acara televisi CBS This Morning, Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo mengatakan saluran-saluran diplomatik tetap dibuka dan ada percakapan terus menerus setelah pertemuan Hanoi mengenai cara untuk melangkah maju.

Selain itu, Pompeo mengatakan ia "yakin" akan ada pertemuan puncak ke-tiga antara kedua pemimpin, kemungkinan dalam beberapa bulan mendatang. Namun demikian, Pompeo tidak memberikan rinciannya. 


Pertemuan Kim Jong-un dan Moon Jae-in

Moon Jae-in dari Korea Selatan dan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un melakukan pertemuan mendadak. (AFP)

Presiden Korsel Moon Jae-in mengatakan pada Senin 17 September 2018 bahwa ia bermaksud mendorong "perdamaian permanen yang tak dapat diubah" dengan Korea Utara, selama "pembicaraan dari hati ke hati" dengan Kim Jong-un di KTT sebelumnya.

"Apa yang ingin saya capai adalah perdamaian," kata Presiden Moon.

Kedua negara telah mengisyaratkan dukungan terhadap penandatanganan perjanjian damai secara permanen, untuk mengakhiri Perang Korea segera. Namun hal itu terhalang oleh sikap AS yang menuding adanya indikasi perlucutan senjata nuklir Pyongyang belum dijalankan sepenuhnya.

Meski begitu, ada harapan bahwa pembicaraan antara Korea Utara dan AS akan kembali berlanjut dalam pertemuan kedua antara Donald Trump dan Kim Jong-un, yang kemungkinan besar akan digelar di Gedung Putih.

Washington menegaskan bahwa kedua negara sedang bekerja menuju pertemuan lanjutan setelah menerima surat dari Kim Jong-un pada awal bulan ini, meskipun tidak ada rincian yang telah diselesaikan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya