Pemilu Israel, PM Benjamin Netanyahu Imbang dengan Oposisi

Setidaknya 94 persen suara telah dihitung dalam Pemilu Israel pada Selasa 10 April 2019 menunjukkan hasil imbang antara partai petahana dengan partai oposisi.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 10 Apr 2019, 13:04 WIB
PM Israel Benjamin Netanyahu memberi sambutan saat peresmian Kedubes Guatemala di Yerusalem, Rabu (16/5). Netanyahu menyebut peresmian tersebut adalah tepat karena Guatemala menjadi negara kedua yang mengakui Israel pada 1948. (Ronen Zvulun/Pool via AP)

Liputan6.com, Tel Aviv - Setidaknya 94 persen suara telah dihitung dalam pemilu Israel pada Selasa 10 April 2019, menunjukkan hasil imbang antara partai petahana yang dipimpin Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dengan partai oposisi.

Partai Likud pimpinan Netanyahu dan aliansi sentris Biru dan Putih diproyeksikan masing-masing akan memenangkan 35 kursi, setelah mereka meraup 29,2 persen suara, demikian seperti dikutip dari BBC, Rabu (10/4/2019).

Exit polls telah memprediksi balapan ketat tanpa pemenang yang jelas, mendorong baik Netanyahu dan pemimpin Biru dan Putih pimpinan Benny Gantz untuk mengklaim kemenangan pada Selasa malam.

"Kami menang! Publik Israel telah mengatakannya!" Blue and White berkata dalam sebuah pernyataan. "Pemilihan ini memiliki pemenang yang jelas dan pecundang yang jelas."

Namun di markas pemilihan partainya di Tel Aviv, Netanyahu juga merayakannya.

"Ini adalah malam kemenangan kolosal," katanya. "Saya sangat tersentuh bahwa, untuk kelima kalinya, orang-orang Israel percaya kepada saya."

Tidak ada partai yang pernah memenangkan mayoritas Parlemen Israel dengan total 120 kursi dan selalu memiliki pemerintahan koalisi.

Hasil itu juga menempatkan Netanyahu dalam posisi yang kuat untuk membentuk pemerintahan koalisi sayap kanan. Kuat indikasi, Netanyahu akan berada di posisi terdepan untuk membentuk koalisi dan meraih rekor masa jabatan kelima --membuatnnya menyalip ayah pendiri Israel David Ben-Gurion sebagai perdana menteri terlama.


Strategi Benjamin Netanyahu

Pria Yahudi ultra-Ortodoks memberikan suaranya selama pemilihan parlemen Israel di Yerusalem (9/4). Warga Israel hari ini memberikan suara dalam pemilihan tingkat tinggi yang akan memutuskan masa jabatan PM Benjamin Netanyahu meskipun ada dugaan korupsi yang dilakukannya. (AFP Photo/Menahem Kahana)

Benjamin Netanyahu (69) mengedepankan pesan keras tentang keamanan menjelang pemungutan suara dan segera menjadi salah satu poin utama pemilu.

Dia juga membuat pengumuman penting pada hari-hari terakhir kampanye, menyarankan pemerintah baru akan mencaplok permukiman Yahudi di Tepi Barat Palestina yang diduduki.

Permukiman tersebut dianggap ilegal berdasarkan hukum internasional, meskipun Israel membantahnya.

Netanyahu juga menghadapi tuduhan korupsi yang dia bantah. Dia mengatakan dia adalah korban "perburuan penyihir" politik yang dirancang untuk mempengaruhi pemilihan.

Dalam kontroversi terpisah pada hari Selasa, politisi Arab Israel mengutuk partainya Likud karena mengirim 1.200 pengamat yang dilengkapi dengan kamera tubuh tersembunyi ke tempat pemungutan suara di komunitas Arab.

Aliansi Arab, Hadash-Taal, mengatakan itu adalah tindakan "ilegal" yang berusaha mengintimidasi orang Arab. Likud mengatakan ingin memastikan hanya "suara sah" yang diberikan.


Strategi Pihak Oposisi

Seorang anak laki-laki memasukan surat suara pria Yahudi ultra-Ortodoks selama pemilihan parlemen Israel di Yerusalem (9/4). Warga Israel hari ini memberikan suara dalam pemilihan tingkat tinggi yang akan memutuskan masa jabatan PM Benjamin Netanyahu. (AFP Photo/Menahem Kahana)

Penantang utama Netanyahu, Gantz, adalah pensiunan letnan jendral yang membentuk Blue and White pada bulan Februari, berjanji untuk menyatukan negara yang telah "kehilangan arah".

Mantan kepala staf militer Israel berusia 59 tahun itu telah menyaingi sikap keras Netanyahu tentang keamanan dan menjanjikan politik yang lebih bersih.

Platform kampanye Gantz merujuk pada "pemisahan" dari Palestina tetapi tidak secara khusus menyebutkan mereka memiliki negara merdeka. Ia juga menyerukan kontrol terus atas Lembah Jordan dan mempertahankan blok pemukiman Tepi Barat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya