Presiden Tsai Ing-wen Paparkan Masa Depan Hubungan Taiwan dan AS

Dalam kunjungan itu, Presiden Tsai Ing-wen memaparkan masa depan hubungan Taiwan dan AS

oleh Teddy Tri Setio Berty diperbarui 10 Apr 2019, 14:07 WIB
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen (AFP)

Liputan6.com, Washington DC - Peringatan hubungan diplomatik antara Taiwan dan Amerika Serikat ditandai dengan kedatangan Presiden Tsai Ing-wen ke Negeri Paman Sam.

Dalam kunjungan itu, Presiden Tsai Ing-wen memaparkan masa depan hubungan Taiwan dan AS di hadapan tiga lembaga think tank yaitu, Center for Strategic and International Studies (CSIS), The Brookings Institution Center for Scholars, dan The Woodrow Wilson International pada 9 April 2019 waktu AS.

Pertemuan itu dimoderatori oleh Duta Besar Richard Armitage, mantan Wakil Menteri Luar Negeri AS dan Senior Vice President for Asia and Japan Chair Dr. Michael Green.

"Tepat hari ini 40 tahun yang lalu, hubungan Taiwan dan Amerika Serikat bermula. Itu adalah babak awal dalam persahabatan kedua negara," ujar Presiden Tsai Ing-wen.

"Mulanya, banyak orang pesimis tentang masa depan Taiwan. Tak yakin apakah mampu bertahan, hingga akhirnya disepakati Taiwan Relations Act (TRA)," tambahnya.

"Atas dukungan gigih Kongres AS dan berlakunya TRA, ditetapkan prinsip-prinsip panduan yang mendefinisikan bagaimana AS terlibat dengan Taiwan, untuk menghormati perjanjian kami di masa lalu."

Sejumlah perjanjian itu akhirnya menghasilkan sejumlah kerja sama. Salah satunya, TRA juga mendirikan Institut Amerika di Taiwan (AIT).

"Apa yang TRA cerminkan adalah komitmen Amerika Serikat terhadap kepentingan bersama. Mulai dari masalah perdamaian, keamanan dan stabilitas di Pasifik," jelas Presiden Tsai Ing-wen.

"Ini adalah bentuk pengembangan kemampuan pertahanan Taiwan yang kami butuhkan untuk melawan segala bentuk paksaan," tambahnya.

"Hari ini, di konferensi ini, kami memperingati pencapaian TRA, tetapi kami juga harus berkomitmen kembali pada nilai-nilai bersama kami," jelasnya.


Kunjungi Amerika Serikat dan 2 Negara Lain di Tahun 2018

Tsai Ing-wen, presiden wanita pertama Taiwan yang disumpah pada Mei 2016 (AP Photo/Chiang Ying-ying)

Kunjungan Presiden Tsai Ing-wen ke Amerika Serikat sebelumnya terjadi pada 12 Agustus 2018. Tak hanya ke AS, ia juga bertolak ke dua negara lain yang memiliki hubungan diplomatik dengan Taipei.

Tsai, pada Minggu 12 Agustus 2018 bertolak ke Paraguay, satu-satunya sekutu Taiwan di Amerika Selatan, dan negara kecil di Amerika Tengah, Belize.

Presiden Tsai, singgah di beberapa kota di Amerika Serikat, Los Angeles dan Houston, untuk mengikuti acara yang oleh sebagian kalangan diharapkan akan memperlihatkan kekuatan hubungan Taiwan-AS.

Kunjungan itu dilaksanakan di tengah tekanan dari China --yang ingin menghapus semua hubungan negara asing dengan Pulau Formosa secara internasional, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia.

Sebelumnya, Tsai Ing-wen pernah bersumpah bahwa "tidak ada yang dapat melenyapkan keberadaan Taiwan."

China mengklaim Taiwan sebagai wilayah otonom dan demokratik sebagai wilayahnya, terus meningkatkan kampanye terhadap pulau itu dalam usaha menegakkan kedaulatannya di sana.

 


Tensi China-Taiwan

Presiden perempuan pertama Taiwan, Tsai Ing- wen bersama Wakil Presiden, Chen Chien - jen (SAM YEH/AFP)

Hubungan Lintas Selat atau Cross-strait relation (label yang diberikan untuk mengidentifikasi relasi Taiwan-China) mencapai titik terburuknya sejak Presiden Tsai Ing-wen dari Partai Progresif Demokratik Taiwan menolak kebijakan Satu China atau One-China Policy dari Tiongkok.

Di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, Beijing menggaungkan konsep One-China Policy sebagai upaya untuk menyerap kembali Taiwan sebagai bagian dari Tiongkok.

Bahkan, muncul kekhawatiran kalau China mungkin akan mencapai tujuan itu dengan memilih opsi militer.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya