IMF Turunkan Proyeksi Ekonomi Dunia, Indonesia Bakal Kena Imbas

IMF menurunkan prediksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,3 persen dari awalnya 3,5 persen.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Apr 2019, 19:01 WIB
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

Liputan6.com, Jakarta Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia oleh The International Monetary Fund (IMF) menjadi 3,3 persen dari awalnya 3,5 persen akan berdampak signifikan bagi Indonesia. Hal ini pun akan menjadi tantangan bagi pemimpin Indonesia di masa yang akan datang.

"Jadi memang siapapun yang terpilih, Presiden menghadapi fakta yang tidak selalu enak. Dari sisi makroekonomi, domestik, dan global itu suram. Misalnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh IMF diturunin lagi 3,5 persen jadi 3,3 persen. Itu menandakan ekonomi dunia menyusut dan punya impact negatif bagi Indonesia," ujar Rektor Unika Atma Jaya Agustinus Prasetyantoko di Jakarta, Rabu (10/4/2019).

Dia mengatakan, tantangan ekonomi global ini bukan sesuatu yang mudah untuk dilalui. Sebab, bersamaan dengan penurunan pertumbuhan ekonomi, iklim investasi dan bisnis juga akan turut lesu dari sebelumnya. Hal ini pun sudah diprediksi oleh berbagai pihak.

"Tantangannya tidak sederhana. Ditambah iklim bisnis dan industri. Survey Jetro, salah satu perusahaan Jepang prospek bisnis di kawasan Asia menurun dan Indonesia turun signifikan daripada negara lain," jelas dia.

 

 Reporter: Anggun P. Situmorang

Sumber: Merdeka.com


Pengusaha

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi dunia (Liputan6.com/Andri Wiranuari)

Pelaku usaha, dinilai akan menahan diri dengan adanya beberapa isu krusial yang dianggap kurang menguntungkan bagi pengusaha. "Misal isu perpajakan, buruh, kenaikan upah, ini risiko yang dipandang pelaku usaha tidak membuat bisnis berkembang pesat," katanya.

Untuk itu, Agustinus menyimpulkan, ke depan bisnis dan industri tidak akan tumbuh tinggi seperti tahun-tahun sebelumnya. Pemerintah pun diminta agar menyiapkan strategi untuk membuat bisnis di Indonesia terus bergairah.

"Secara umum bisnis tidak semeriah tahun-tahun sebelumnya. Padahal kita mau ekonomi tumbuh maksimal dari yang sekarang dan dunia usaha berkembang pesat. Karena tidak mungkin pertumbuhan ekonomi tinggi kalau bisnis tidak maju," tandasnya

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya