5 Planet Misterius Ini Sempat Diprediksi Turut Mendiami Tata Surya

Ternyata, para ahli astronomi sempat mengira lima planet ini turut mendiami Tata Surya.

oleh Siti Khotimah diperbarui 10 Apr 2019, 21:00 WIB
Para astronom telah mendeteksi cincin debu misterius di pusat Tata Surya kita. (NASA)

Liputan6.com, Jakarta - Guru Ilmu Pengetahuan Alam selalu mengatakan, Tata Surya kita memiliki satu bintang disebut Matahari dengan delapan planet berevolusi mengelilinginya. Selain itu ada juga planet kerdil, asteroid, dan komet.

Tahukah Anda, beberapa abad yang lalu, orang meramalkan terdapat banyak planet di Tata Surya, bukan hanya delapan. Mereka sering mengira asteroid atau objek angkasa lain sebagai planet.

Namun, ramalan itu beberapa benar. Misalnya prediksi Neptunus. Sedangkan hipotesis planet lainnya ternyata salah, dan tidak diketahui publik.

Setidaknya terdapat 10 planet yang pernah diprediksi turut ada dalam Tata Surya.

Berikut adalah lima dari kesepuluh planet hipotesis itu, sebagaimana dilansir dari List Verse pada Rabu (10/4/2019).


1. Vulcan

Transit Merkurius pada 2006 lalu. Peristiwa tersebut terulang pada 9 Mei 2016 ( (Solar and Heliospheric Observatory/NASA/ESA )

Vulcan sempat diprediksi ada di antara Merkurius dan Matahari. Beberapa abad yang lalu, planet ini diusulkan setelah para astronom mengamati bahwa Merkurius telah sedikit mengubah orbitnya setiap mengelilingi Matahari.

Pada 1859, seorang astronom Perancis Urbain-Jean-Joseph Le Verrier menyatakan hal itu disebabkan oleh adanya tarikan gravitasi dari planet yang belum ditemukan. Planet itu disebutnya Vulcan yang terletak di antara Merkurius dan Matahari. Ia mengatakan Vulcan tidak dapat dilihat karena terlalu dekat dengan Matahari.

Setahun kemudian, astronom amatir Edmond Modeste Lescarbault mengklaim telah melihat titik hitam kecil di dekat Matahari, seolah membenarkan hipotesis keberadaan Vulcan. Vulcan segera dianggap sebagai planet pertama tata surya meskipun bukti keberadaannya kurang konkret.

Pada 1915, keberadaan Vulcan dibantah oleh Teori Relativitas Umum Albert Einstein. Einstein mengatakan, benda besar seperti Matahari dapat menekuk ruang dan waktu.

Orbit Merkurius sering berubah karena ia bergerak melalui "ruang-waktu yang terdistorsi" yang disebabkan oleh kedekatannya dengan Matahari.


2. Tyche

(Sumber: iStockphoto)

Tyche adalah planet hipotetis yang terletak di suatu tempat di awan Oort di tepi Tata Surya. Planet ini diusulkan pada tahun 1999 oleh tiga ahli astrofisika dari Universitas Louisiana.

Menanggapi hal itu, NASA menggunakan teleskop Infrared Survey Explorer (WISE) bidang lebar untuk mencari keberadaan Tyche antara 2012 dan 2014.

Hasil dari pantauan NASA, Tyche tidak ditemukan sama sekali.


3. Planet V

Asteroid 6478 Gault yang meledakkan dirinya sendiri di angkasa luar. (NASA/ESA/University of Hawaii/European Southern Observatory)

Ilmuwan percaya bahwa rentetan asteroid pernah menghantam permukaan Merkurius, Venus , Bumi, Mars, dan Bulan 3,8 miliar tahun lalu; namun tidak mengetahui dari mana asteroid itu berasal. Hantaman dahsyat itu bernama Late Heavy Bombardment (LHB).

Sejumlah ilmuwan berhipotesis bahwa asteroid itu berasal dari sisa-sisa Planet V, yang terletak di antara Mars dan sabuk asteroid yang memisahkan Jupiter dari Mars saat ini.

Astronom lain mengatakan bahwa Planet V hipotetis tidak pernah ada.

Sebagian dari mereka berpikir, LHB terjadi setelah Jupiter dan Saturnus mengubah orbitnya dan melemparkan asteroid dari sabuk asteroid ke arah planet-planet bagian dalam (inner planet).

Sedangkan astronom lainnya mengatakan LHB disebabkan setelah tarikan gravitasi Mars memecah asteroid besar.


4. Theia

Proses tabrakan planet mirip Merkurius dengan Bumi (Radjeep Dasgupta)

Dulu, ilmuan sempat percaya bahwa Bumi dan Bulan yang saat ini ada diciptakan setelah planet bernama Theia menghantam Bumi purba.

Tabrakan itu menyebabkan Theia yang berukuran lebih kecil pecah, mengirimkan fragmen ke ruang angkasa. Salah satu fragmen ini menjadi Bulan.

Teori ini dibantah setelah tes pada batuan Bulan mengungkap, Bumi dan Bulan terbuat dari bahan yang sama.


5. Phaeton

planet Mars (iStockPhoto)

Para astronom sempat percaya, terdapat planet yang belum ditemukan antara Mars dan Yupiter.

Keberadaan planet hipotetis tampak lebih benar ketika Giuseppe Piazzi menemukan apa yang dianggap sebagai planet Ceres pada 1801. Setahun kemudian, Heinrich Olbers menemukan apa yang dianggap sebagai planet Pallas.

Olbers segera menyadari bahwa Ceres dan Pallas dulu bagian dari planet yang sama.

Keyakinan ini diperkuat ketika planet Juno dan Vesta ditemukan. Ceres, Pallas, Juno, dan Vesta kemudian diklasifikasikan sebagai asteroid dan dianggap sebagai sisa-sisa planet hipotetis bernama Phaeton.

Namun, para astronom masa kini telah menyangkal keberadaan Phaeton. Mereka mengatakan, asteroid di sabuk asteroid selalu asteroid. Mereka terjebak di antara Mars dan Jupiter.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya