Liputan6.com, Jakarta Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan melanjutkan pelemahan dengan diperdagangkan pada level support dan resistance di 6.461-6.492.
Momentum tertekannya IHSG disebabkan telah gagal menembus resisten di level 6,494. Indikator stochastic juga mulai menyempit dengan volume perdagangan yang lebih kecil dari perdagangan sebelumnya.
Baca Juga
Advertisement
"Dari global sendiri, hubungan antara Tiongkok dan Amerika Serikat (AS) yang kembali memanas turut menjadi perhatian bagi para pelaku pasar," tutur Analis PT Artha Sekuritas Juan Oktavianus Harahap di Jakarta, Kamis (11/4/2019).
Berbeda, Analis PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Suryawijaya menyebutkan, progres uji support IHSG justru merupakan perjalanan naik IHSG pada perdagangan saham hari ini.
Menurutnya, IHSG berpeluang menguat di kisaran 6402 - 6585. Adapun saham yang dianjurkan untuk dikoleksi hari ini ialah saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Sedangkan Juan menyarankan saham PT Surya Citra Media Tbk (SCMA), PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA), serta PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).
IMF Pangkas Ekonomi Global, IHSG Melemah Terbatas
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah. Akan tetapi, pelemahan IHSG tersebut cenderung terbatas. Hal ini dipicu IMF pangkas proyeksi ekonomi dunia.
Pada penutupan perdagangan saham, Rabu (10/4/2019), IHSG melemah tipis 6,02 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.478,32. Indeks saham LQ45 susut 0,02 persen ke posisi 1.024,12. Sebagian besar indeks saham acuan bervariasi.
Sebanyak 237 saham melemah sehingga menekan IHSG. 149 saham menguat dan 130 saham diam di tempat.
Baca Juga
Pada Rabu pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.487,75 dan terendah 6.456,66. Total frekuensi perdagangan saham 391.629 kali dengan volume perdagangan 12,4 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,6 triliun.
Investor asing beli saham Rp 231,25 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.150.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham industri dasar naik 0,23 persen dan sektor saham keuangan menguat 0,12 persen. Sektor saham pertanian tergelincir 0,71 persen dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi susut 0,54 persen dan sektor saham infrastruktur merosot 0,38 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham MTPS naik 50 persenn ke posisi Rp 480 per saham, saham JAYA melonjak 34,86 persen ke posisi Rp 147 per saham, dan saham INCF mendaki 25 persen ke posisi Rp 570 per saham.
Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham EMDE merosot 13,28 persen ke posisi Rp 222 per saham, saham BIKA tergelincir 7,09 persen ke posisi Rp 236 per saham, dan saham ADMF merosot 7,01 persen ke posisi Rp 9.950 per saham.
Advertisement