Liputan6.com, Chicago - Harga emas menguat didorong kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global. Sentimen itu mendukung harga emas.
"Dengan keseluruhan risiko ekonomi, prospek suram telah memicu respons langsung ke aset safe haven, dengan emas nyaman berada di atas angka USD 1.300," tulis Analis FXTM, Lukman Otunuga, dalam catatannya seperti dikutip dari laman Marketwatch, Kamis (11/4/2019).
Sejumlah sentimen pengaruhi harga emas terutama kekhawatiran ekonomi global. Bank sentral Eropa melihat prospek ekonomi masih belum baik untuk zona euro.
Baca Juga
Advertisement
Bank sentral Eropa juga tidak membuat perubahan pada kebijakan moneter, dan mengulangi rencana untuk mempertahankan suku bunga setidaknya hingga akhir tahun.
Selain itu, Dana Moneter Internasional atau the International Monetary Fund juga memangkas pertumbuhan ekonomi global dan ini penurunan prospek ketiga kalinya dalam enam bulan.
Harga emas di divisi Comex pun naik USD 5,6 atau 0,4 persen menjadi USD 1.313,90 per ounce.
Harga emas ini tertinggi untuk kontrak paling aktif sejak 26 Maret. Harga logam mulia mencetak kenaikan dalam empat sesi berturut-turut dan menandai kenaikan terpanjang sejak 31 Januari.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Risalah Rapat The Fed
Pada perdagangan elektronik, harga emas bergerak lebih rendah usai rilis risalah pertemuan kebijakan moneter the Federal Open Market Committee (FOMC) pada Maret.
"Risalah FOMC hanya mengkonfirmasi pemahaman pasar tentang sikap the Federal Reserve saat ini tentang kenaikan suku bunga di masa depan atau tidak adanya hal tersebut,” ujar Brien Lundin, Editor Gold Newsletter.
Risalah menunjukkan keputusan the Federal Reserve pada Maret untuk berhenti menaikkan suku bunga pada Maret didorong oleh kegelisahan AS terhadap ekonomi global dan inflasi tertahan. Pada perdagangan elektronik, harga emas berada di posisi USD 1.311,90 per ounce.
Presiden Bank sentral Eropa, Mario Draghi juga mengakui perlambatan ekonomi berlanjut pada 2019. Ini sebagian karena ketidakpastian yang dihadapi pebisnis akibat dari ancaman AS untuk menaikkan tarif mobil dan impor lainnya dari Eropa.
Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Theresa May bertemu pejabat Eropa dalam upaya untuk mendorong tenggat waktu Brexit hingga 30 Juni.
Advertisement
Harga Logam Lainnya
Adapun rilis data ekonomi AS yang keluar antara lain indeks harga konsumen AS melonjak 0,4 persen pada Maret. Ini menandai kenaikan terbesar dalam 14 bulan. Sepanjang tahun lalu, biaya hidup telah meningkat 1,9 persen, naik dari 1,5 persen pada Februari.
Adapun emas kadang dipandang sebagai lindung nilai terhadap kenaikan inflasi, tapi ukuran ekonomi melambat di dalam dan luar AS.
"Meski inflasi bulan naik, tapi posisinya year on year tetap sederhana. Total inflasi msaih di bawah dua persen. The Fed menargetkan inflasi inti berada dua persen. Laporan inflasi ini mendukung pandangan kami the Fed tidak mungkin menaikkan suku bunga pada tahun ini. Logam mulia cenderung menarik saat suku bunga bunga rendah," kata Presiden Prestige Economics, Jason Schenker.
Harga logam lainnya antara lain harga perak naik 0,2 persen menjadi USD 15.244 per ounce. Harga tembaga pada Mei merosot 0,3 persen menjadi USD 2,926 per pound.
Harga platinum untuk pengiriman Juli menguat 1,1 persen ke posisi USD 908,90 per ounce. Sedangkan harga palladium turun menjadi USD 1.363,20 per ounce.